Atopiclair Cream & Lotion, Andalan untuk Dermatitis Atopik
Permasalahan kulit bayi yang sensitif adalah salah satu tantangan yang paling sering dialami ibu-ibu baru. Penyebabnya dapat bervariasi, tapi beberapa faktor yang paling sering muncul meliputi faktor genetik, lingkungan, dan imunologi.
Faktor genetik memainkan peran penting dalam sensitivitas kulit bayi. Jika ada riwayat keluarga dengan riwayat dermatitis atopik, eksim, atau masalah kulit lainnya, bayinya cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kulit yang sensitif. Sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sepenuhnya matang juga membuat kulitnya lebih rentan terhadap iritasi.
Selain itu, kulit bayi juga dapat mengalami miliaria atau ruam panas, yang muncul karena kelenjar keringat yang belum berkembang secara sempurna. Kulit yang sangat sensitif juga membuat bayi lebih rentan terhadap alergi kulit akibat reaksi terhadap produk perawatan bayi, deterjen, atau bahkan makanan tertentu.
Ruam bayi, termasuk ruam popok, juga umum terjadi pada kulit yang sensitif. Pada awal-awal kelahiran, bayi saya juga sempat ngalami ruam popok, kemerahan dan gatal di bagian selangkangan.
Ruam popok terjadi akibat kombinasi faktor seperti kulit yang lembab, gesekan, dan paparan urin dan tinja.
Jelas ya, banyak banget permasalahan kulit yang bisa dialami bayi kecil yang masih beradaptasi dengan lingkungannya.
Kenalan dengan Dermatitis Atopik pada Bayi
Nah ini nih, yang paling sering terjadi dan bikin galau ibu-ibu. Dermatitis Atopik (DA) adalah salah satu dari tujuh tipe eczema yang kerap terjadi pada bayi. Pada bayi dengan kulit cerah, eczema terlihat seperti radang yang kemerahan, sementara pada kulit yang lebih hangat, eczema bisa tampak berwarna kecokelatan atau keunguan.
Gejala Dermatitis Atopic pada bayi dan anak-anak umumnya memiliki keluhan kulit kering, kemerahan, gatal, radang, dan terkadang sampai mengelupas. Rasa gatal ini bisa terjadi pada satu atau beberapa tempat di wajah, leher, lipatan siku/lutut, siku/lutut, pergelangan kaki, atau perut.
Meski bayi bisa mengalami DA dengan jangka waktu lama (kronis), Dermatitis Atopik tidak menular sehingga jika ada anak lain yang satu rumah belum pasti akan mengalami hal yang sama.
Dampak Dermatitis Atopik Pada Kesehatan Bayi dan Anak
Meski umum terjadi pada usia anak dan bayi, DA nggak bisa disepelekan karena bisa menyebabkan ketidaknyamanan akibat iritasi dan gatal-gatal.
Gejala yang tidak nyaman ini tentu saja menimbulkan gangguan pada proses tumbuh kembang anak-anak. Pola makan dan tidur bisa kacau, mood yang belum stabil bisa lebih berantakan, apalagi jika dibiarkan lebih lama bisa jadi cikal bakal asma dan rinitis alergi.
Untuk gambaran klinik Dermatitis Atopik, DA dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase infantil (0-2 tahun), anak (2 tahun-pubertas), dan dewasa berdasarkan usia dan distribusi kelainan kulit.
Nah, malah makin jelas ya kalau DA ini nggak cuma dialami oleh bayi dan anak-anak saja.
Mengatasi Dermatitis Atopik dengan Atopiclair
Dalam mengatasi permasalahan kulit bayi yang sensitif, khususnya DA, penting untuk menggunakan produk perawatan yang lembut dan bebas dari bahan-bahan yang berpotensi mengiritasi kulit.
Saya punya andalan untuk mengatasi DA pada kulit bayi saya dengan mengoleskan Atopiclair Cream atau Atopiclair Lotion.
Secara kemasan dan tampilan, Atopiclair hadir dengan ciri khas pelembab kulit. Simpel dan jelas.
Atopiclair tersedia dalam dua bentuk sediaan, yaitu cream dan lotion. Atopiclair lotion dikemas dalam kemasan botol dengan netto 120ml/botol, sedangkan Atopiclair cream dikemas dalam kemasan tube dengan netto 40ml/tube.
Perbedaan bentuk sediaan lotion dan cream terletak pada komposisi, kepekatan, dan penggunaan produk.
Atopiclair dalam bentuk cream lebih pekat. Atopiclair cream mengandung Na hyaluronate, Glycyrrhetinic Acid, Butyrospermum Parkii Butter, Vitis Vinifera, dan Telmensteine.
Sementara itu, Atopiclair lotion mengandung Shea Butter, Hyaluronic Acid, Telmesteine, Glycyrrhetic Acid, Proanthocyanidin, Ascrbyl Tetraisopalmitate, Tecopherol Acetate, natural a-bisobolol, Allantoin, dan Montanov 202 (arachidyl glucoside + arachidylbehenyl alcohol).
Nggak perlu bingung pakai yang mana. Atopiclair keduanya bersifat hydroplipidic yang bertujuan memperbaiki skin barrier yang bekerja dengan cara melapisi jaringan yang terluka, melembapkan dan mengurangi sensitivitas jaringan yang meradang.
Selain itu, Atopiclair juga berguna membantu mengurangi rasa terbakar, gatal, dan nyeri pada kulit, mempercepat penyembuhan luka.
Tekstur Atopiclair
Tekstur Atopiclair lotion sedikit cair, berwarna cokelat muda, tidak memiliki wangi khas tapi agak beraroma seperti obat. Ya karena memang obat, sih.
Sedangkan tekstur Atopiclair cream lebih pekat dan creamy.
Pemakaian
Saat dioleskan, ada rasa-rasa cooling sensation pada kulit. Utamakan dipakai pada saat kulitnya sedang memerah dan gatal sehingga kerasa mereda dan jadi mengering tapi kulitnya tetap lembap.
Dosis pemakaian cukup tiga kali sehari pada bagian kulit yang diinginkan, dan hanya untuk penggunaan di tubuh luar.
Secara umum, kelebihan dari produk Atopiclair Cream dan Atopiclair Lotion ini adalah:
- Teruji klinis aman dan efektif pada bayi, anak-anak dan dewasa
- Cepat mengurangi gatal
- Meredakan iritasi/radang
- Mengembalikan kesehatan fungsi barrier kulit
- Dapat digunakan pada semua area kulit termasuk wajah
Mempercepat penyembuhan lukaSelain itu juga produknya mudah didapat di toko offline maupun online. Meski sedikit pricey dengan harga Rp236.000 (cream 40ml), dan Rp411.000 (lotion 120ml), tapi produk ini worth to buy banget. Nggak masalah kan demi kenyamanan anak dan ketenangan ibu, lagi pula awet kok karena pakai tipis-tipis saja hasilnya sudah oke :)