Support Systemku Nggak Cuma Kamu
Bicara tentang support system saya selama ngeblog, tentu ada banyak siapa atau apa yang punya andil penting dalam perjalanan selama 13 tahun ini.
Sebagian mungkin bertanya, ngapain juga nulis blog doang sampe kudu ada support system segala. Bukanya cuma tinggal nulis-nulis aja. Mbacot, posting, kelar.
Iya, gitu ya keliatannya?
Kenyataannya kalau saya lagi ngementorin nulis, selalu ada aja pertanyaan-pertanyaan seperti ini muncul:
“Kak Rella, gimana ya tipsnya bisa konsisten menulis?”
“Kak, saya ingin bisa menghasilkan tulisan bagus-bagus kaya di sosmed tapi nggak tau mulai dari mana”
“Gimana sih caranya dapat ide menulis?”
“Saya suka bingung mau nulis apa, akhirnya nggak nulis-nulis”
See? Yang dikata ‘cuma nulis doang’ tuh ternyata nggak sesimpel itu juga, kan. Kita yang udah biasa nulis pun masih sering mengalami stuck untuk memulai satu kalimat pertama sebagai pembuka pikiran, apalagi yang jarang-jarang nulis, bukan?
Selain soal menulis, ngeblog juga perlu endurance, dan itu ditunjang oleh banyak hal. Berapa banyak blogger bertumbangan di tahun kedua dan ketiga, apalagi setelah adanya gempuran sosmed dan platform video lain yang dianggap lebih friendly dengan selera masyarakat, blog seringkali dipandang sebelah mata.
Nggak banyak yang bertahan sebagai blogger.
Blogger aja ada yang berbulan-bulan nggak nulis dan blognya jadi sarang laba-laba (iya, saya juga pernah tuh).
Enjoy, Easy, Excellent, Earn
Dari kuadran 4E, saya sendiri akhirnya memilih bertahan ngeblog dan menjalani aktivitas ini ke ranah profesional.
Enjoy ok
Easy ok
Excellent, masih terus diasah, terutama dalam menghasilkan tulisan yang lebih substantif dan bernas.
Earn, alhamdulillah sedang ditekuni untuk nambah-nambah bayar les anak-anak
Enggak selalu mudah juga menjalaninya, karena ketika hobi dibayar itu artinya sudah jadi ranah profesional yang melibatkan hak dan kewajiban. Udah bukan cuma-cuma lagi, nggak cukup nulis suka-suka, tapi juga nulis yang benar dan sesuai dengan indikator yang diminta klien.
Secara pribadi saya juga nggak sekuat teman-teman blogger lain yang bisa manage lebih dari satu blog, bikin banyak tulisan dalam satu hari dengan niche berbeda.
Tapi saya juga pernah menjalani hari-hari sebagai content writer sebuah website teknologi dengan tuntutan 5 artikel panjang per hari.
Sebetulnya nggak kaget-kaget amat sih mengingat dulu waktu jadi wartawan juga dituntut untuk menghasilkan setidaknya 3 berita yang naik, dan 5 usulan berita untuk esok setiap harinya. Belum nulis, belum boleh pulang. Tapi tentu kalau di redaksi nggak sendirian, ada banyak teman-teman yang saling membantu memberi masukan, memberi referensi, dan memberi bahan tulisan.
Blogger tuh jalan sendirian. Memahami brief dari klien, nyari bahan, bikin grafis image, dan mengolah tulisannya semua sendirian. Bayarannya juga kalau mau dibilang bisa buat menyambung hidup ya relatif, harus banyak side hustle-nya selain menulis.
Terus gimana caranya para blogger ini tetap survive menulis blog, mengerjakan tulisan-tulisan sesuai permintaan klien, mengisi blognya dengan catatan pribadi. Padahal tahu sendiri kalau menulis tidak selalu selesai dalam sekali duduk, kan?
Lalu bagaimana blogger juggling dengan tugas-tugas lainnya; domestik, mengurus anak, mengerjakan tugas-tugas publik, atau tuntutan pekerjaan kantor sehari-hari. Di sinilah support system berperan amat penting.
Support System untuk Dailyrella
Bagi saya pribadi, ada banyak apa dan siapa yang selama ini mendukung kelancaran menulis di dailyrella. Terlihat sepele tapi hal-hal ini justru memegang kunci bagaimana dailyrella bertahan sampai hari ini. Tanpa mereka, apalah akuuu…
Internet provider
Thanks to XL Hotrod, wifi kantor, First Media, dan Telkomsel yang senantiasa menyediakan saya jaringan-jaringan internet yang dibutuhkan untuk menulis dan cari bahan. Jujurly stres banget kalau wifi di rumah mati karena jadinya kaya mati kutu nggak bisa kerja, saking sudah tergantungnya kita sama jaringan internet.
Dengan adanya internet di rumah juga saya bisa mencari pekerjaan menulis dari lowongan domestik sampai luar negeri. Semudah itu bolak balik mengirim lamaran, kirim hasil kerjaan dan revisiannya, bahkan sampai bisa jualan karya.
Internet memang membuka cakrawala dan memudahkan semuanya.
Suami dan Anak-Anak
Ini support system paling kesayangan. Ada suami yang bayarin wifi rumah tiap bulan, suami yang memberi waktu dan ruang pada istrinya untuk tetap berkarya, dan suami yang membantu urusan rumah ketika saya harus pergi liputan atau menemani mencari bahan tulisan.
Suami saya mungkin nggak terlalu paham soal dunia blogger dan segala pekerjaan di dalamnya. Dia juga mungkin nggak tahu bedanya blogspot dan wordpress. Tapi kalau saya minta waktu buat kerja, tanpa banyak tanya dia bisa mengerti.
Isi whatsapp seperti “Beli lauk ya, Yah. Ibu ada deadline malam ini…” kerap kali saya kirim ke suami di waktu-waktu tertentu. Tanpa ada komplen soal kenapa saya nggak masak.
No mention instagram-husband ya, untuk bagian ini saya mending andalkan tripod sendiri daripada minta fotoin suami. Maaf ya, Pak, sorry not sorry.
Juga ada anak-anak yang bisa diberi penjelasan tentang kerjaan ibunya yang di depan laptop terus. Bukan buat main game seperti mereka, tapi buat berkarya dan bercuan. Anak-anak yang bisa dimintai tolong jadi talent ketika harus berfoto sama produk, anak-anak yang bisa diajak kerja sama untuk mencoba suatu produk dan mereviewnya.
Anak-anak yang super paling pengertian dan tulus, yang tidak hanya jadi pendukung tapi juga jadi penyemangat saya untuk terus menulis.
Gagadgetan
Mau itu hape kentang atau laptop jadul yang tebal, selama masih bisa digunakan menulis semua adalah alat utama untuk bekerja.
Perlengkapan ngeblog saya juga standar aja; laptop low end, hp mid range, dan mouse (sangat butuh mouse untuk browsing dan grafis lebih cepat).
Printilan lain seperti kabel-kabelan atau storage pada akhirnya nggak kebawa juga nggak apa-apa. Sudah ada teknologi cloud asalkan ada internet.
Canva
Saya mau sungkem dulu sama pengembang Canva. Platform user generated content untuk desain grafis ini memungkinkan semua orang bisa mendesain!
Tanpa mengecilkan orang-orang yang punya basic ilmu desain dan kawan-kawannya ya, Canva memudahkan saya untuk membuat featured image, infografis, video sederhana, motion picture, aneka poster, flyer, name card, instagram template, katalog, dan lain-lain. Hal-hal yang nggak pernah saya bayangkan saya bisa membuatnya sendiri karena nggak punya skill desain.
Canva bikin semua orang jadi keren. Percaya diri. Bahkan cuan.
GoogleKeep, Google Docs
Ini juga salah satu penemuan teknologi yang bikin produktivitas meningkat dari mana saja berada.
Untuk membuat poin-poin tulisan ketika belum kondusif, saya gunakan Google Keep, termasuk ketika mengumpulkan bahan mentah atau hasil wawancara saat liputan. Google Keep sinkron dengan layanan Google lainnya sehingga bisa saya buka dan pindahkan ke platform lainnya.
Begitu pula dengan Google Docs, kendati platform free sharing gini rawan sama penyusup, saya tetap mengandalkan Gdocs untuk membuat draft-draft tulisan sebelum dipindahkan ke dashboard Blogger.
Fitur autosave dalam Gdocs maupun GKeep sangat membantu saya yang pelupa klik icon save sehingga di mana pun saya sedang berhenti, saya bisa melanjutkan pekerjaan kapan saja.
Teman-teman Komunitas
Kemarin saya menulis kalau blogger itu nggak bisa selalu sendirian, kita butuh komunitas untuk berjejaring dan bersosialisasi. Termasuk juga untuk mendapatkan motivasi dan dukungan ketika mood sedang down.
Teman-teman ngeblog tuh multitalenta banget. Nggak cuman sharing soal tulisan tapi juga hiburan, teman rumpi, dan teman mengeluh saat klien minta macem-macem tapi bayarannya cuma semacem #eeh.
Badan yang Sehat dan Fit
Percayalah, karena blogging ini butuh endurance, maka olahraga dan makan sehat adalah support system untuk mengerjakan segala tulisan. Menopang sakit punggung, mengatasi mata lelah, dan mengurangi flek akibat begadang dan radiasi layar.
Kopi
Yah, tentu saja kopi. Ngerti dong, masa nggak ngerti?
Setuju banget sama semua support system diatas apalagi KOPI. Hayu mba kalo gitu kita ngopi bareng sambil sharing percuanan ya hehe
Udah serius banget baca dari atas, pas di bawah kok ada kopi? Eh tapi bener saya juga wajib ngopi sih! Hahaha... Kayak boosting semangat gitu deh kopi tuh.
Yang terakhir tuh wajib ada ya, karena ngopi selain bisa bikin mata melek, bisa membantu pikiran jadi lancar (kalau buat saya sih gitu). Walaupun pernah juga ada dimasa sampai berbulan-bulan nggak update tulisan di blog
Support sistem yang bikin semangat ya, Mba. kurleb kita sama. Cuma ada satu support systemku yang tidak lagi bisa mensupport dengan maksimal, dampak aku kebanyakan nulis dan cidera hiks, tangan kananku....tidak lagi bisa dibuat nulis banyak dan lama
hihi aku juga support systemnya hal-hal di atas kecuali kopi karena memang jarang ngopi anaknya.
Sama banget ini support systemnya kayak aku, selain keluarga memang ada beberapa support lainnya yang memang mendukung aku dalam menulis blog ya. Apalagi namanya penulis gak selamanya mulus, ya kadang stuck juga mau nuliskan.
Meski ga terlihat sm pembaca blog, sebagai blogger aku merasakan bgt gimana peran support system baik manusia maupun technical...
Lingkungan dan komunitas termasuk support system yg paling berasa bgt fungsjnya ke mood ngeblog
Wah kalau gak ada kopi gk melek nih haha. Alhamdulillah ya mbak suppoet systemnya ada dan memadai serta mendukung banget bikin konten blog.
Wah idem mbak saya juga selalu terbantu dengan Canva buat bikin desain2 khususnya infografis gitu😁
Wah, kalo urusan menulis tuh up and down. Dan aku bangga dengan diriku menjadi blogger dari 2007 sampe saat ini, meski digempur dengan adanya flatform lain tep blog tuh istimewa.
Support system' diatas tuh mantul semuaa apalagi KOPI, hayuu Cuss kopdar sambil ngopi aah..
Sebagai seorang emak yang menekuni ngeblog, yang jadi support system ya, pastinya keluarga terdekat. Seperti saya yang juga mendapat support system dari suami dan anak-anak.
Di saat-saat kritis alias DL-ners garis keras, memang aku yakin banget kalo kekuatan dan pengertian keluarga itu kudu seluas samudra. Karena kalo engga, yah.. bisa ambyaarr~
Jadi, menurutmu nih, Rel.. setelah jadi wartawan terus jadi blogger, kerasanya signifikan banget yaa..
Apalagi kadang kalo blogger kan dituntut buat nulis organik yaa.. which is tanpa cuan.
HIhihi~ Masih tetep semangat nge-blog?
gak apa-apa, gak ada beban meski gak ada cuan, hahaha
Menulis itu memang butuh mood yang bagus yaa...sayangnya aku ga kuat kopi...tapi kalau lagi badmood sambil dengerin musik kesukaan kalau nulis
Support system yang disebut, aku setuju banget kecuali kopi. Bukan pecinta kopi soalnya, hehehe. Internet jadi nomor 1 karena kita bisa kerja, ngeblog di mana pun asal internetnya lancar jaya
Setuju sama semua list nya utk konsisten menulis pasti jg membutuhkan support system selain niat. Dan tentunya kondisi yg fit karena klo lg drop ngapain2 jg ga semangat
Setuju banget, Mbak. Semua itu menjadi support system kita untuk ngeblog. Dan ya, tentang gadget yang ada, terserahlah mau HP kentang, laptop jadul, atau apa, selama bisa untuk menulis dan menghasilkan karya, pakai teruuus.
Support system terbaik itu suami, anak anak meskipun blogger adalah pekerjaan sampingan tetap butuh support system supaya bisa berjalan semunya
Hampir sama Mba Support systemnya. Selain keluarga, kaya internet, laptop, hp, juga ngopi. Terpenting badan juga harus foto sih kalau mau produktif nulis apalagi sekarang ngeblog udah dijalanin secara profesional
Mantap mak, sudah 13 tahun ngeblog... Support system saya juga kurang lebih sama, kecuali kopi, hihihi...
Alhamdulillah ya kita masih menemukan kebahagiaan dan rezeki di blog, walaupun banyak platform lain yang lebih menggoda hehe. Terus, keluarga yang memahami kerja kita memang support system yang penting yaw