10 Film dan Drama tentang Menulis dan Pemulihan Jiwa
Menulis adalah salah satu cara yang paling kuat dan mudah dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan memfasilitasi proses pemulihan dari trauma, kecemasan atau sekadar mengurai benang ruwet di kepala.
Sepintas di benak orang umum mungkin bertanya-tanya, menulis aja kok bisa memulihkan?
Padahal, bagi orang yang menyukainya, menulis adalah jendela menuju pikiran, perasaan, dan pengalaman yang mendalam yang mungkin tidak dapat diungkapkan secara verbal. Nggak mesti orang introvert aja sih yang sifatnya louder di tulisan, ini cuma soal cara berekspresi aja kok.
Menulis membantu kita mengungkapkan apa yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Terkadang, perasaan dan pikiran yang kita alami terlalu kompleks atau membingungkan untuk dijelaskan dengan baik dalam percakapan sehari-hari. Dengan menulis, kita memiliki waktu dan ruang untuk merinci perasaan, pikiran, dan pengalaman dengan lebih jelas.
Saat kita menuliskan pengalaman traumatis atau perasaan yang mendalam, kita tidak hanya mengungkapkan emosi, tetapi juga memproses pengalaman tersebut. Ini mirip dengan menjalani terapi kognitif dimana kita merinci pemikiran yang muncul dari pengalaman traumatis dan mencoba untuk memahami hal tersebut lebih dalam.
Proses ini membantu kita untuk meredakan tekanan emosional yang mungkin terakumulasi seiring waktu. Pengalaman trauma ibaratnya "batu" yang kita bawa-bawa, dan menulis adalah cara untuk melonggarkannya dan melepaskan ketegangan yang mungkin telah mengganggu kesehatan mental kita.
Saking powerful-nya efek menulis pada sebuah cerita kehidupan, beberapa sineas tertarik mengangkat tema menulis ke dalam karya-karyanya. Beberapa film/drama yang saya tulis di sini nggak selalu mengusung cerita kehidupan seorang penulis sebagai tokoh utamanya, tapi bisa jadi menjadikan buku harian, atau sebuah tulisan jadi elemen penting yang mempengaruhi cerita atau perkembangan karakter dalam keseluruhan cerita film/drama tersebut.
The Princess Diaries (2001)
Film ini mengikuti perjalanan Mia Thermopolis, seorang remaja cupu yang tiba-tiba mengetahui bahwa dia sebenarnya adalah pewaris tahta kerajaan. Dalam menjalani perkembangan pribadinya dari seorang remaja tak terlihat menjadi seorang putri kerajaan, Mia kerap mencatat pengalaman-pengalamannya dalam buku harian.
Tulisan Mia telah membantunya berproses dan mengenali diri sendiri hingga ia bisa mengemban tanggung jawab mengatur negara.
Bridget Jones's Diary (2001)
Film ini mengadaptasi novel dengan nama yang sama dan menceritakan kisah seorang perempuan yang konsisten mencatat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya dalam buku harian. Bridget Jones adalah kita pada umumnya, yang menumpahkan segala rasa ke dalam tulisan. Baik buruknya isi buku harian adalah bukti perjalanan hidup, dan bukan bahan 'judging'.
The Diary of Anne Frank (1959)
Start Up (2020)
Drama Korea ini aslinya bukan cuma tentang Nam Do San vs Han Ji Pyeong atau pendirian sebuah perusahaan rintisan. Kita bisa melihat kegiatan menulis surat yang dilakukan Han Ji Pyeong atas permintaan halmeoni untuk cucunya yang sedang bersedih.
Adanya surat-surat yang berisi dukungan ini sangat membantu mental Seo Dal Mi melalui hari-hari yang berat setelah orang tuanya bercerai.
Julie & Julia (2009)
The Hours (2002)
Film ini memadukan tiga cerita berbeda dari tiga perempuan. Diawali oleh kisah penulis Virginia Woolf yang berjuang dengan masalah kesehatan mental, serta dua perempuan modern yang terpengaruh oleh karyanya.
You've Got Mail (2001)
Ini adalah film yang mengangkat tema penulisan surat dan pertukaran pesan antara dua orang yang tidak saling mengenal. Meskipun bukan tema utama, elemen menulis dan buku harian memainkan peran dalam ceritanya.
Dear My Friends (2016)
Diary of a Wimpy Kid (2010)
100 Days My Prince (2018)
Drama ini menceritakan seorang Putra Mahkota yang rajin mendokumentasikan peristiwa dan pemikirannya lewat tulisan. Saat dia hilang ingatan, tulisan-tulisannyalah yang membantu mengembalikan ingatan dan memulihkan mentalnya.
Kalau mau dicari lagi, pasti ada lebih banyak lagi film atau drama yang mengandung unsur menulis untuk memulihkan jiwa. Sementara yang saya ingat ya segitu dulu, boleh boleh lho ditambah di kolom komentar.
Menulis untuk Mengikat Makna
Menulis bukan hanya tentang merinci perasaan, tetapi juga tentang membentuk narasi atas pengalaman hidup kita. Pernah dengar kan menulis itu adalah cara mengikat makna dari sebuah pengalaman?
Saat kita mulai menulis tentang peristiwa-peristiwa dalam hidup, kita mencoba untuk mengaitkan titik-titik dalam perjalanan kita dan mencari makna di baliknya.
Dalam proses menulis, kita juga bisa menjadi lebih sadar diri. Menulis membantu kita mengidentifikasi pola-pola pikiran dan reaksi emosional yang mungkin berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental. Dengan pemahaman diri yang lebih dalam, kita memiliki peluang yang lebih baik untuk mengubah pola-pola tersebut dan mengatasi masalah kesehatan mental dengan lebih baik.
Menulis juga dapat berperan sebagai teknik pengelolaan stres yang efektif. Dalam situasi yang menegangkan, menuangkan pikiran ke dalam kertas dapat membantu meredakan ketegangan. Ini adalah cara untuk melepaskan emosi negatif yang mungkin telah terakumulasi akibat stres. Saat kita menulis, kita merasa seperti sedang membersihkan pikiran dan hati, memberi ruang bagi pemulihan.
Menulis adalah ruang tempat kita dapat mengeksplorasi ide-ide, berimajinasi, dan menciptakan sesuatu yang baru. Proses kreatif ini dapat memberikan kepuasan yang mendalam dan memberi rasa pencapaian yang positif, rasa puas dan lepas yang bisa meningkatkan kesehatan mental kita.
Menulis juga membantu kita membangun ketahanan mental (resilience). Dengan mengekspresikan emosi dan mengatasi pengalaman traumatis, kita menjadi lebih tangguh dan mampu mengatasi tantangan hidup dengan lebih baik.
Ini awal mulanya kita bertumbuh dan menjadi lebih siap menghadapi peristiwa-peristiwa yang mungkin datang dalam hidup kita. Semacam udah pernah tahu ngalamin, jadi lebih siap menghadapi hal yang serupa ke depannya.
Nulis jadi Bagian Bersosialisasi...
Dalam beberapa kasus, menulis dapat menjadi pintu masuk ke dukungan sosial. Dengan berbagi pengalaman dan cerita kita dengan orang lain, kita bisa merasa lebih terhubung dan didukung oleh komunitas atau circle pertemanan tertentu. Hal ini bisa membantu menjaga kesehatan mental, karena kita jadi tidak merasa sendirian dalam berjuang.
Bukankah kita cenderung berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan? Entah itu nasib, hobi, maupun preferensi tertentu lainnya, dan dengan itu kita jadi lebih bisa mengekspresikan things in common dengan lebih bebas.
Hmmm, jadi kepikiran... tumpukan diary alay saya jaman abege dulu kalau difilmkan bakal seru nggak yaaahh.....
saya setuju banget nig mba Rella, kalo kegiatan menulis itu bisa memulihkan jiwa. karena saya merasakannya sendiri, dengan rutin menulis perasaan saya bisa jauh lebih tenang. beberapa waktu terakhir saya mulai menerapkan morning pages, dan itu sangat membantu sekali.
oya dari judul2 film yang disebutkan diatas, saya baru nonton 5 diantaranya yaitu Princess diaries, Bridget Jones Diaries, You've got mail, 100 days my prince sama start up. saya jadi penasaran sama judul lainnya, catet dulu ah, TBW later
yang paling aku ingat START UP 🤣🫣 Selain soal gemparnya socmed gegara second lead syndrome, drakor ini juga jd coping mechanism buat para manusia di jaman pandemi.
ga bs k mana mana, ndrakor ajaaaa
Hampir semua filmnya sudah aku tonton ...seru-seru memang. Baru nyadar kalau semua film ini punya benang merah, berkisah tentang menulis untuk healing. Saya sendiri punya pengalaman sehingga setuju menulis juga dapat berperan sebagai teknik pengelolaan stres yang efektif.
Pastinya, menulis memang jadi salah satu cara mencurahkan perasaan
Aku pun saat mulai ngeblog, ketika mengalami post power syndrom sebagai wanita karir
Klo g nulis mungkin bisa stres karena perubahan status
Pastinya, menulis memang jadi salah satu cara mencurahkan perasaan
Aku pun saat mulai ngeblog, ketika mengalami post power syndrom sebagai wanita karir
Klo g nulis mungkin bisa stres karena perubahan status
Asyik! Dapat banyak referensi film menarik nih. Setuju banget dengan ungkapan Kak Rella bahwa menulis adalah sebuah cara merangkai narasi dan mengikat makna dari pengalaman hidup kita.
Wow banyak juga ternyata yaa film-film bertemakan literasi. Princess Diary dari judulnya udah ketauan sih ya.. 100 Days My Prince itu juga baguuuss, pangerannya udah melek literasi dari orok, gedenya jadi cerdas sangat..
Drama tentang menulis yang aku inget banget yaa.. Chicago Typewriter.
Kenapa yaa.. Mungkin karena awalnya bahas tentang ghost writer. Jadi berasa banget kalo menulis yang paling indah buat healing. Sama beberapa drama or film sageuk pastiii ada nulisnya. Karena memang tugas mereka, hihi.. kan buat sejarah.
Kalo aku nulis, buat hilang-hiling.
Berhubung jarang travelling, hihihi...
Menulis itu obat terbaik. Bagiku, dengan menulis, mengurangi beban di hati dan kepala. Wah, ada daftar drakornya nih, jadi kepengen nonton ulang 😂. Kayanya dulu pas nonton gak fokus ke nulisnya.
Recommended banget nih buat ditonton.. banyak motivasi untuk bisa konsisten menulis.. pingin deh nonton
Diary of Anne Frank itu bagus banget dan salah satu buku paling berpengaruh di dunia. Beberapa film dibuat terinspirasi dari buku itu. Dan beberapa buku lain, kerap menyebut atau mengutip buku Anne Frank dalam karyanya.
Dulu sebelum ngeblog paling rajin nulis diary, dan aku merasakan benar manfaatnya. Beban yang ada di pikiran rasanya plong gitu, sekarang kalo mau mengeluarkan uneg- uneg langsung di blog saja. Itung- itung nambah postingan, hehehe
The princess diaries dan you've got mail nih yang masih sekelebat terlihat di memori saya Kak hehehe. Memang mendokumentasikan hal-hal sehari-hari ini bisa sangat bermanfaat ya. Tak hanya untuk kenangan, tapi juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.
Wah aku belum nonton semua nih filmnya. Bisa dicoba Kalau waktu senggang atau weekend
powerfull banget ya menulis itu mbaa..saya pun merasakannya, jadi pelarian saat penat dan jenuh, dan tantangan banget kalau masih punya toddler hehe tapi bisa jadi jurnal anak-anak juga..semangaatt
Banyak juga ya mba yang mengangkat jadi film atau drama tentang menulis yang menyembuhkan jiwa. Tapi, faktanya memang benar adanya, apalagi jika tidak ada lagi ruang untuk menampung unek-unek. Maka menulis adalah solusi. Menulis aja terus hingga terasa ringan dalam diri.
Terimakasih rekomendasi filmnya mba....bisa banget nih dijadikan ide untuk nonton film saat akhir pekan kebetulan belum ada satupun yang kutonton temanya juga menarik
Banyak juga ya film dengan tema literasi dan beberapa sudah ku tonton tapi baru sadar kalau itu tema literasi, jd mau nonton sebagiannya deh
Benar mbak aku setuju banget bahwa Menulis akan membantu kita mengungkapkan apa yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Dari semua list di atas, aku cuma pernah nonton satu, yaitu Start up. Hehe
Ceritanya seru tapi gregetan sama suzy yang pilih dosan, wkwkwk
Wah ternyata banyak ya film tentang menulis, lewat film seperti ini jadi mengajak orang lain untuk menulis tanpa menggurui, aku ingat pernah buat diary, dan kutuangkan kedalam blog, dan kalau kubaca baca lagi, jadi heran kok kadang bisa menulis dengan diksi yang berbeda dan unik