[Review Drakor] Money Heist Korea - Joint Economic Area, Cetak Uang Sampai Kayang
Sebelumnya saya sempat mempertanyakan, apakah hype Money Heist: Korea - Joint Economic Area akan seseru versi original Spayolnya, La Casa de Papel? Mengingat serial populer Netflix itu sukses berat dan punya penggemar internasional yang sedemikian besarnya seiring cerita yang sudah berkembang sampai lima musim.
Tapi harusnya nggak perlu bertanya juga sih ya, karena bukan baru kali ini Korea mengadaptasi serial Barat bahkan bisa mengemasnya jadi lebih bagus. Sebut aja salah satu yang paling gacor adalah The World of the Married (2020) yang disadur dari serial UK, Doctor Foster. Selain itu ada Criminal Minds (2017), Suits (2018), dan The Good Wife (2016).
Tapi mari kita lepaskan dulu bayang-bayang La Casa de Papel yang besar itu. Kita tonton langsung pertunjukan perampokan uang ala Korea, yang konon menduduki urutan pertama dalam chart Top Ten di platform streaming pada minggu pertama penayangannya.
At first, kita lihat dulu teaser trailer yang tayang pada Mei 2022, sebulan sebelum rilis perdananya.
Teaser pertama menunjukkan sosok Professor, yang menjadi aktor intelektual proyek maha besar dan berbahaya ini. Sebagai sentral dalam perencanaan, pengumpulan talent, strategi dan mitigasi risiko, wewenang Professor sampai pada memilih topeng mana yang akan digunakan untuk mengaburkan wajah asli para perampok.
Lalu inilah official trailer Money Heist: Korea - Joint Economic Area (종이의집: 공동경제구역) yang menggarisbawahi dua aksi utama dalam serial ini: perampokan dan penyanderaan.
Gimana, udah mulai seru?
Trailer ini kurang lebih menggambarkan plot cerita yang mengangkat isu kesenjangan sosial-ekonomi pasca proses penyatuan Korea dan masalah yang timbul saat membuat mata uang baru bersama.
Gimana mengemas isu 'membosankan' ini jadi tayangan menarik dan penuh aksi? Percaya aja sama sineas Korea ya, kan. Mereka ini pada pinter-pinter kok membungkus isu biasa jadi luar biasa. Termasuk writer-nim Ryu Yong-Jae yang kali ini punya kemudahan sekaligus beban dalam menulis naskah yang ceritanya notabene sudah dikenal publik duluan.
Sinopsis Money Heist: Korea - JEA
Episode pertama dibuka sama lantunan DNA-nya BTS yang diputar lewat headphone seorang perempuan muda di Korea Utara. Ini jadi opening menarik sih, terutama untuk para Army yang mungkin berharap akan ada banyak lagi lagu-lagu BTS ke depannya (nyatanya gimana coba?).
Settingan waktu dan tempat berada di Korea tahun 2025, di mana ceritanya kedua negara kini bersatu dan sedang membangun sistem perekonomian bersama, termasuk penyatuan mata uang.
Cerita ini mengambil sudut pandang narasi tokoh perempuan muda, seorang imigran Korut yang datang ke Seoul sejak unifikasi. Sebagai orang Korut yang konservatif, dia mengalami culture shock dengan sisi kapitalisme negara yang selama ini diidamkan orang-orang. Tertipu agen imigrasi, terjebak utang dan dunia malam, habis uang dan hidup luntang-lantung membuat perempuan ini berniat mengakhiri hidupnya di sebuah terowongan.
Hingga di ujung keputusasaannya, ia diselamatkan oleh seorang pria yang mengajaknya ke dalam rencana luar biasa besar. Pria itu menyebut dirinya Professor, yang kelak memiliki murid-murid loyal dalam pengaruhnya.
Di suatu tempat, Profesor mengumpulkan orang-orang yang tidak saling kenal sebelumnya untuk menjalankan misi berbahaya yang sudah dipersiapkan dengan sangat teliti dan terorganisir.
Rencana yang dimaksud Profesor adalah pencurian uang 4 triliun won dari tempat percetakan uang Zona Ekonomi Bersama (ZEB), tempat di mana mata uang yang akan dicuri masih dibuat. Jadi, mereka bukan akan mencuri uang yang sudah ada di bank sentral, melainkan mencetak uang di bank sentral!!
Karena rencana ini begitu besar dan berbahaya, maka personel yang dipilih juga bukan orang-orang biasa. Perempuan muda yang diceritakan di awal tadi adalah seorang tentara Korut super pemberani yang piawai menggunakan senjata. Ada lagi buronan negara kelas kakap, residivis, mafia, mantan preman, penipu, dan seorang hacker.
Kedelapan calon perampok yang tidak saling mengenal satu sama lain ini menggunakan identitas sesuai nama kota yang dipilih masing-masing: Tokyo, Berlin, Nairobi, Denver, Helsinki, Oslo, Moskow, dan Rio.
Bersama-sama, mereka mengokupansi gedung percetakan uang ZEB yang di dalamnya terdapat ratusan karyawan dan anak-anak sekolah yang sedang melakukan kunjungan studi.
Apakah aksi perampokan berlangsung lancar? Bagaimana juga tindakan penyelesaian dari pihak berwenang?
You guys kudu nonton nih biar nggak cuma diceritakan di sini. Tapi baca dulu yuk tulisan ini sampai selesai.
Karakter dan Pemain
Meski sama-sama berperan sebagai komplotan perampok, biasanya ada beberapa orang yang menonjol yang dinamakan pemeran utama. Sutradara Kim Hong Sun nggak mau main-main dalam memilih aktor untuk membawakan peran utama ini. Ya, dong, menilik kesuksesan versi Spanyol, sutradara tidak ingin Korea dianggap zonk, ada pressure yang diemban untuk menampilkan yang terbaik.
Jeon Jeong Seo yang namanya mencuat pasca dapat Baeksang Awards untuk Aktris Film Terbaik dalam The Call. Memilih nama Tokyo untuk mengaitkan dengan hal-hal buruk yang akan mereka lakukan.
Park Hae Soo yang tentu saja masih diingat karakter culasnya di Squid Game. Kali ini pun Hae Soo bertindak tak kalah mengerikan sebagai leader komplotan. Memerankan Berlin, buronan negara asal Pyongan, Korea Utara.
Kim Ji Hun, eye-candy psychopath di Flower of Evil yang di sini juga turut pamer abs paripurna sebagai Denver. Mengaku sebagai anak piatu dan punya sisi paling sensitif jika disinggung soal keluarga.
Lee Hyun Woo, anak orang kaya, mahasiswa kedokteran putus kuliah yang banting setir jadi satu-satunya hacker dalam tim. Berperan sebagai Rio yang punya tugas jadi pengawas cctv, terima servis handphone, sekaligus bisa jadi tenaga medis.
Jang Yoon Ju, perempuan kedua yang ada di tim. Seorang penipu ulung yang kalem dan tahu persis barang bagus. Makanya Nairobi didapuk sebagai petugas Quality Control. Memastikan uang-uang yang dicetak hasilnya bagus, jelas, dan presisi.
Lainnya ada Lee Won Jong (Moscow) ayahnya Denver yang bertugas sebagai tukang bor, tukang gali terowongan yang nanti jadi jalan kabur para perampok.
Kim Ji Hoon (Helsinki) - Lee Kyu Ho (Oslo), duo mafia asal Yanbian, China, yang posisinya di sini sebagai bodyguard, eksekutor, atau buat nakut-nakutin para sandera.
Jangan lupakan juga tokoh utama yang sangat penting, yakni Yoo Ji Tae (Professor), dan Kim Yun Jin (Seon Woo Jin) yang menjalani relationship teramat rumit antara krisis negara dan hidangan kafe.
Yang mana karakter favorit saya?
Mmm....Berlin sih. Pemimpin komplotan yang dingin dan tenang ini cukup memahami strategi dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang out of the box. Karakternya kuat, bold, dan punya sikap yang menonjol sehingga mumpuni sebagai pemimpin komplotan.
Alur dan Setting
Jujur, dari segi settingan tempat serial ini membosankan. Ya gimana enggak, semua adegan 95% berlokasi di dalam gedung percetakan. Kalau pun pindah tempat, itu adalah kamp militer tim gabungan dan Kafe Bella Ciao milik Professor. Dah aja bolak-balik antara tiga tempat itu.
Untuk alurnya sih bisa dibilang cepat karena dari awal pembentukan tim, transfer knowledge, sampai aksi perdana masuk ke ZEB alurnya sangat cepat. Sekali-kali kita diajak balik ke masa mereka masih dapat "pelajaran" dari Professor. Kalau dibilang berhasil merampok, ya mereka udah berhasil sejak episode pertama. Tapi bisa masuk, belum tentu bisa keluar, naahhh ini mungkin yang ke depannya bakal jadi plot twist, yah entahlah.
Satu hal yang sering bikin saya ngomel sepanjang nonton sih, perampok-perampoknya kaya kurang solid dan mudah terprovokasi. Gampang bangeeett diadu domba atau meleng dikit kecolongan sandera. Yeah, namanya juga baru kenal, yekaann.
Korea vs Spanyol
Cerita
Basically, cerita Money Heist versi Korea dan Spanyol itu sama aja sih. Jadi kalau mau nonton satu versi aja nggak masalah, Korea doang atau Barat doang. Masing-masing punya keunikan ceritanya sendiri, kok.
Kalau menurut saya sih, yang Korea ini diuntungkan dengan situasi geopolitik mereka. Ada pemisahan Korea Utara dan Selatan yang sistem ekonomi dan ideologi politiknya berkebalikan, jadi kalau mau ngarang soal potensi konflik antara keduanya itu bakal kena banget. Isu Utara-Selatan nggak jauh-jauh dari kesenjangan ekonomi, pandangan politik, kemajuan teknologi, modernitas, dan demokrasi.
But, seperti halnya Amerika dan gengnya, kalau ada hal-hal yang nyerempet ke kejahatan atau yang lebih inferior pasti merujuknya selalu ke negara-negara yang berlawanan dengan mereka. Seperti misalnya tokoh Berlin yang merupakan buronan kriminal nomer wahid, pasti asalnya dari Korea Utara. Seolah-olah semua yang negatif itu ada dari negara komunis atau berlawanan dengan liberal demokrasi.
Konflik Utara-Selatan juga agak meruncing di kamp militer gabungan di mana negosiator dari Selatan sering beda pendapat dengan agen dari Utara akibat beda pendekatan konflik. Yang satu pakai cara dialog ala Selatan, satunya agresif ala Utara, tapi ya udah ketahuan dong jalan resolusi konflik yang mana yang (dibuat) lebih efektif? :D
Itu sih opini pribadi saya aja ya, melihat hal-hal yang cukup kentara dan biasa terjadi di film-film Hollywood. Meskipun cerita dan settingannya fiktif, we all already know the truth, no? Hehe.
Karakter
Dari sisi penokohan, versi Spanyol memiliki lebih banyak karakter sampai musim kelima (ada Lisboa, Marseille, Palermo, Bogota, dll). Karena yang Korea baru tayang satu musim belum tahu bakalan ada penambahan karakter lagi atau enggak.
Namun dari segi penggambaran atau visualisasi tokoh yang sama sih, agak mirip-mirip yaaa. Bedanya yang satu sipit-sipit, yang satu belo semua, halaaah.
Kostum&Topeng
Salah satu variabel penting dari serial ini adalah kostum jumpsuit warna merah dan topeng yang digunakan para perampok. Kedua benda ini jadi ikon dan tampilan yang akan selalu diingat oleh penonton, bahkan bisa jadi kostum trend yang dipakai cosplay di event-event.
Meskipun sama-sama ala tukang bengkel, kalau kita perhatikan model bajunya sih beda yaa terutama di posisi ritsletingnya. Warna merah sendiri melambangkan keberanian, kekuatan, dan kemarahan. Representasi dari protes akan adanya ketidakadilan ekonomi.
Sebagaimana training pack zaman Squid Game beredar di mana-mana, buat yang ingin kostum ala Money Heist juga sudah tersedia banyak tuh di Shopi pi pi pi.
Ada filosofi menarik dari kedua topeng yang digunakan masing-masing versi. Jika Spanyol menggunakan topeng Salvador Dali yang menyuarakan kebebasan (kritik terhadap pemerintah, kekuasaan, dll), maka Korea memakai topeng tradisional dengan wajah yang lebih kocak semi tersenyum.
Adalah topeng Hahoe, yang punya sejarah panjang dalam budaya Korea dan hubungannya dengan strata sosial di masyarakatnya. Topeng ini mewakili semua kelas sosial di masyarakat Korea pada masanya, mulai biksu sampai pelayan. Lalu saat topeng ini dipilih Profesor untuk dipakai para perampok di Money Heist, seringainya dimaksudkan untuk mengejek para elit politik dan kapitalisme.
Season
Enam episode pertama Money Heist: Korea - Joint Economic Area dirilis pada tanggal 24 Juni 2022 di Netflix. Kabarnya, saat ini tengah digarap season kedua yang rencananya tayang masih di tahun yang sama.Sementara itu, La Casa de Papel sudah mencapai ending-nya dengan 5 season. Tapi, kabar-kabarnya sih Netflix mau bikin spin-off series yang ngangkat tokoh utama Berlin. Entah kaya gimana nanti ceritanya tapi di versi Korea cukup diceritakan agak banyak tentang latar belakang tokoh ini dari kecil yang merupakan pembelot Korea Utara.
Pernah baca juga kalau satu season Korea adalah versi compact dari dua season Spanyol. Jadi harapan saya sih, nggak perlu sampai 5 season segala ini serial. Cukup 2 atau 3 saja, selebihnya penonton kelamaan nungguin dan pemainnya jadi terjebak dalam karakter yang dimainkan terus-terusan (tapi saya tetap menunggu Kingdom 3, nih!).
Ending Money Heist Korea
Iyeeesss, membuat kita ingin menjerit: membag*ngkan!
Karena semacam di-cut pas lagi sayang-sayangnya, pas lagi penasaran-penasarannya. Episode terakhir Money Heist: Korea season 1 boleh jadi skor 1-0 milik para perampok yang memenangkan pertarungan mental dan emosional lawan tim satgas gabungan. Bagaimana mereka bisa handle aneka krisis di dalam gedung, mulai krisis kepemimpinan sampai krisis penyanderaan dan pengendalian diri untuk tidak membunuh satu sandera pun padahal ngeyelnya minta ampun.
Tapi, sepertinya tidak semudah itu ya, Ferguso. Masa iya perampoknya menang terus-terusan. Season 2 sih sepertinya keadaan akan dibalikkan oleh Inspektur Woo Jin yang memiliki sesuatu dari hasil menemui sandera di dalam gedung. Sobekan uang yang diselipkan salah seorang sandera ke dalam sakunya tampaknya akan jadi petunjuk penting sekaligus ancaman yang tidak diperhitungkan oleh Profesor dan komplotan perampoknya.
Kalau teori-teori netizen sotoy sih, di sobekan uang itu ada nomor seri dari salah satu uang baru milik perampok. Nantinya entah bagaimana, nomor seri ini bisa dilacak menuju identitas para perampok sekalipun mereka berhasil keluar bawa kabur uang 4 triliun won.
Kalau teori ini nanti meleset ya monmaap, namanya juga netizen cuman bisa nonton ama komen, hahaha.
Sampai sini udah spoiler berat, yaaahh???
Ya sudah daripada tambah banyak ngocehnya, nonton ajalah cuman 6 episode x 70 menitan. Dicicil sehari satu, seminggu kelar bonus sehari buat molor.
Nggak ada (atau setidaknya) belum ada tikam menikam sesadis Squid Game sih. Bisa dibilang serial ini masih aman dari pertumpahan darah, hanya saja tidak aman dari konten dewasa. So, bijaklah dalam menonton yaaa.
Ciao, Bella!!