Dia yang Jadi Garda Terdepan Kesehatan dan Keuangan Keluarga
Niatnya, sih, bikin kue untuk kirim-kirim hampers ke rekanan, teman, dan lainnya, sebagai pengganti silaturahmi karena terhalang pandemi. Posting di status WhatsApp, eh ada teman yang nitip bikinin juga, atau sekadar pengin ikutan icip-icip. Pikir-pikir, yah boleh lah sini yang nggak sempat bikin-bikin, tak buatin kue sekalian hampers-nya.
Tahun pertama membuat 2 lusin toples kue secara komersil, di tahun kedua saya mulai memperbaiki label dan kemasan dibanding tahun pertama yang serba mendadak. Alhamdulillah, meskipun awalnya nggak pede, karya saya bisa diterima para pelanggan dengan adanya sejumlah repeat order.
Tetap bahagia meskipun capek banget yaah, menguras tenaga banget ngerjain kue satu-satu sendirian.
Setelah ada peningkatan jumlah pesanan di tahun kedua (masih belum pede untuk beriklan secara besar-besaran karena tenaga dan kapasitas produksi terbatas), di tahun ini saya inisiatif meng-upgrade peralatan baking guna meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi waktu. Tahu sendiri lah ya, bikin kue kering itu harus super telaten karena bisa berjam-jam di dapur untuk mengaduk, menggilas, mencetak, dan mengoles.
Terlebih kuantitas produksi di tahun ketiga meningkat lagi dua kali lipatnya sampai nggak sempat bikin kue untuk stok sendiri. Hanya mengandalkan beberapa butir sisa yang nggak muat dalam toples dan kenyang dengan produk yang gagal produksi, hehe.
Kadang-kadang sampai sakit kepala karena kurang tidur demi mengejar produksi. Tapi alhamdulillah nggak sampai opname sih yaa, cukup minum vitamin dan obat-obatan umum aja.
Makin ke sini, saya belajar banyak hal mengenai manajemen waktu dan produksi. Tidak banyak pontang-panting lagi, tapi semua lebih dipersiapkan meski ada atau tidak ada yang pesan, toh saya akan tetap membuat kue untuk keluarga.
Dengan perbaikan manajemen waktu, saya masih punya kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan selain yang utamanya beribadah di bulan Ramadan.
Jualan makanan memang capek, ya. Bikin panas dan sakit punggung, pun saya sering bekerja dengan tempelan koyo di beberapa titik. Tapi karena bikin kue ini adalah bagian dari passion, menjalaninya jadi senang-senang aja. Apalagi pada akhirnya ada bonus CUAN untuk nambah-nambah jajan lebaran.
Eh, ngomong-ngomong jajan lebaran, nih….
Selain THR rutin yang jadi sumber utama pos-pos pengeluaran lebaran, emak-emak dapat pemasukan dari mana lagi? Jualan online? Hibah orang tua? Menarik nih, ngobrolin soal pengaturan keuangan di momen hari raya.
Emak-Emak Sebagai Garda Terdepan Keuangan Keluarga
Jujurly ya, beberapa tahun belakangan saat lebaran posisinya berada di tengah-tengah tahun, saya sedikit grogi mengatur pengeluaran yang tarik-tarikan sana-sini. Pasalnya, lebaran momennya berbarengan dengan tahun ajaran baru, yang mana ada keperluan untuk daftar ulang sekolah anak-anak.
Memang, ada beberapa penyesuaian selama pandemi seperti tidak perlu membeli seragam baru, adanya pengurangan uang kegiatan sekolah, dan lain-lain, tapi tidak menihilkan adanya uang daftar ulang yang tidak sedikit itu, apalagi dikali tiga anak. Bagaimanapun juga, anak-anak naik jenjang setiap tahun dan memerlukan buku ajar yang baru, kan?
Dan tahun ini cobaan jadi makin besar dengan ditambah biaya mudik. Aaww… aww… kepusingan meningkat jadi sembilan keliling karena tujuh saja masih kurang pusing. Penghasilan jualan emak lumayan untuk nambah-nambah pegangan dana kalau-kalau ada keperluan di luar anggaran. Lumayan lah, bisa mengurangi satu kerutan kalau megang duit, ya nggak?
Emak-emak memang harus cermat mengelola keuangan dalam pos-pos prioritas terlebih dahulu. Selain pendidikan, bagi keluarga kami kesehatan anggota keluarga termasuk yang terpenting karena biaya pengobatan dan perawatan ketika sakit itu bisa sangat besar dan tidak bisa dikesampingkan.
Maka dari itu, tindakan menjaga kesehatan pertama diawali dari rumah dengan konsumsi makanan sehat setiap hari. Terutama saat Ramadan seperti ini, saya mengatur menu khusus supaya asupan gizi dan kebutuhan kalori tetap terjaga.
Selama bulan puasa kami makan yang netral, mengurangi karbohidrat, tidak makan santan, pedas, atau apa pun yang bisa memicu masalah di pencernaan atau tenggorokan. Asupan gula juga saya batasi dengan tidak menyediakan takjil manis-manis pada umumnya, tapi lebih ke manis alami dari buah-buahan yang dikonsumsi langsung atau dibuat smoothies.
Dengan ikhtiar seperti itu, harapannya kami tetap sehat dan bugar meskipun sedang berpuasa. Saya pun bisa tetap strong mengerjakan pesanan kue kering 12 jam sehari, meskipun capek tapi tubuh tidak drop dan puasanya alhamdulillah lancar.
Energi ini yang kami pegang dalam kehidupan berkeluarga. Kesehatan adalah yang utama, karena jika kita sehat, kita bisa memperpanjang harapan hidup, bisa bekerja dengan baik, bisa menghidupi keluarga, dan bisa belajar banyak hal di saat sehat. Dengan sehat, kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk bolak-balik pengobatan atau perawatan sehingga bisa hemat dana.
Ikhtiarnya, bisa dimulai dari asupan makanan sehat seperti diceritakan di atas, beraktivitas produktif, olahraga, dan memiliki manajemen risiko kesehatan keluarga.
Emak-emak Sebagai Garda Terdepan Kesehatan Keluarga
Health is the first wealth.
Ya, qodarullah ya, namanya sakit pasti ada aja meski ringan sekali pun tidak bisa selalu dianggap enteng.
Meski kami berikhtiar maksimal menjaga kesehatan keluarga, kami tetap harus memperhitungkan risiko apabila ada yang sakit sementara dana tunai terbatas.
Salah satunya dengan membeli produk asuransi kesehatan rawat jalan. Kenapa rawat jalan? Karena sejauh ini kami lebih sering memakai fasilitas kesehatan rawat jalan ketimbang rawat inap, maka dari segi prioritas lebih butuh yang rawat jalan saja. Selain itu, premi asuransi ini juga cocok dengan bujet yang kami punya. Pokoknya semua pengeluaran harus on track.
Asuransi Kesehatan Garda Oto Healthtech
Asuransi Astra Garda Oto memiliki produk asuransi kesehatan rawat jalan yang namanya Garda HealthTech. Lucu, ya, namanya, semacam kombinasi antara kesehatan dan teknologi. Tapi ternyata benar, karena asuransi ini menggandeng Halodoc dalam layanan konsultasi medis secara online, juga menggunakan aplikasi untuk klaim dan pelayanan.
Keuntungan Asuransi Garda Healthtech
- All Round Protection (Dapatkan jaminan konsultasi online dan dapat dilanjutkan dengan tatap muka)
- Proses Mudah (Pendaftaran dan pembelian online melalui smartphone)
- Harga Terjangkau (Mulai dari Rp500 ribu/tahun)
Langkah Pembelian Asuransi Garda Healthtech
- Pilih paket sesuai kebutuhan
- Daftarkan premi
- Bayar pembayaran polis sesuai metode pembayaran yang dipilih. E-polis akan dikirim dalam waktu maksimum 1x24 jam melalui e-mail.
Paket Asuransi Garda Healthtech
Ada tiga paket yang bisa dipilih sesuai bujet dan kebutuhan masing-masing. Ketiganya menurut saya cukup mumpuni sebagai bekal proteksi kesehatan keluarga.
Garda Healthtech adalah asuransi rawat jalan cashless, artinya kita tidak perlu mencairkan uang cash untuk mendapatkan manfaatnya. Konsultasi, resep obat, dan klaim manfaat semua dilakukan lewat satu aplikasi.
Prosedur Klaim Asuransi Garda Healthtech
Seperti yang sudah disebutkan, prosedur klaim hanya berlaku cashless (tidak berlaku reimbursement) di Provider yang sudah ditentukan oleh Penanggung (pihak asuransi).
Prosedur Penggunaan Layanan Kesehatan Garda Healthtech:
a. Tertanggung wajib menggunakan Provider yang melayani Asuransi Kesehatan Garda Healthtech dengan menunjukkan Kartu Asuransi Digital/Kode Booking dan/atau Kartu Identitas Tertanggung pada saat pendaftaran layanan kesehatan di Provider.
b. Data Tertanggung akan diverifikasi untuk mendapatkan pelayanan medis di Provider.
c. Apabila ada biaya yang tidak dijamin oleh Asuransi Kesehatan Garda Healthtech (excess) dan menjadi tanggungan Pemegang Polis setelah Tertanggung mendapatkan pelayanan medis, maka biaya tersebut dibayar langsung di platform yang tersedia atau di kasir Provider sebelum pulang.
Naahh, cakep kan kalau sudah gini. Kita ikhtiar hidup sehat sembari ikhtiar perlindungan risiko. Kalau ditanya siapa yang mau sakit yah pastinya enggak ada yang mau, tapi wallohua’lam kan namanya hidup yaaa, ada kalanya dikasih ujian termasuk pada kesehatan.
Meski keuangan pas-pasan, ya dipas-pasin aja setidaknya untuk memenuhi kebutuhan yang prioritas dulu. Emak-emak mah spesies terkuat di bumi kan, yah … insyaallah dikasih juga kecerdasan mengelola kesehatan dan keuangan keluarganya.
Ramadan kemarin saya juga sempat sakit, aduh kondisi rumah berantakan banget. Tapi Alhamdulillah gak lama sih sakitnya.
Tapi kalau seorang ibu sakit itu memang bisa "menelantarkan" semua anggota keluarga ya. Hehehe...
Antisipasi dengan Asuransi Kesehatan Garda Otto Insyaallah bisa jadi salah satu upaya ikhtiar kita ya
Benar sekali ibu-ibu harus punya kecerdasan finansial agar negara tetap aman sentosa
Emak benar-benar garda terdepan keluarga yang mesti cerdas finansial
Memang ya urusan manage keuangan jadi tugas istri. Soal kesehatan jg tanggung jawab istri gimana caranya semua makan bernustrisi dan sehat
Ih iya lho, kue keringnya enak
Setuju mbak
Emang ibu adalah garda terdepan dalam menjaga kesehatan keluarga ya
Salah satu caranya ya dengan membeli asuransi di Garda Oto ini
sepakat, justru karena menjadi emak, maka harus cerdas financial, karena hal tersebut yang akan ditiru anak-anak
Bener banget, Mbak. Sebagai ibu tanpa sadar sudah belajar mengelola keuangan. Kebutuhan masih banyak dengan jarak berdekatan, jadi harus pinter-pinter menyiasati
Asuransi rawat jalan ini termasuk yang bermanfaat ya sepertinya Mbak. Memang emak-emak sebagai garda terdepan menjaga kesehatan di rumah, harus ikut jeli dengan urusan yang satu ini. Persiapan dan antisipasi penting direncanakan.
Asuransi rawat jalan ini memang termasuk yang bermanfaat sepertinya ya Mbak. Emak-emak sebagai garda terdepan menjaga kesehatan keluarga harus jeli mengaturnya. Persiapan dan antisipasi jadi penting dilakukan.
Jadi kebayang menjadi Ibu, menjadi Ayah di zaman sekarang.
Tantangannya bukan hanya dari sisi digitalisasi, tapi juga in realife adalah penyediaan pos pembiayaan untuk anak-anak. Yang penting dari semua itu adalah kesehatan.
In syaa Allah kalau sehat, semua bisa dimudahkan dalam ikhtiar mencari rejeki yang sesuai passion.
Bakiiing~
Juara banget, Rel.. keidean gitu bebikinan ragam kue kekinian yang disukai banyak penikmat kue kering.
Jadi kebayang menjadi Ibu, menjadi Ayah di zaman sekarang.
Tantangannya bukan hanya dari sisi digitalisasi, tapi juga in realife adalah penyediaan pos pembiayaan untuk anak-anak. Yang penting dari semua itu adalah kesehatan.
In syaa Allah kalau sehat, semua bisa dimudahkan dalam ikhtiar mencari rejeki yang sesuai passion.
Bakiiing~
Juara banget, Rel.. keidean gitu bebikinan ragam kue kekinian yang disukai banyak penikmat kue kering.
Seorang ibu tuh punya banyak kemampuan dalam kesehariannya. Ya mencari pundi2 uang, sekaligus mengelolanya utk kesejahteraan keluarga. Termasuk gini nih, merencanakan proteksi keluarga dalam mengantisipasi hal2 yg di luar batas kemampuan kita, misal ada yang sakit mendadak gitu.
Sebetulnya, urusan mengatur keuangan ngga hanya tugas istri. Tapi harus jadi keputusan bersama dengan suami juga. Terutama untuk memilih layanan proteksi kesehatan. Agar semua nyaman dan aman terlindungi.
Ibu adalah garda terdepan dalam menjaga kesehatan
Segala hal harus bisa di hendel sama seorang ibu dalam urusan manajemen rumah tanga