5 Alasan Kenapa Nulis Blog
Waktu mengisi sharing tentang ngeblog di Rumah Belajar Menulis komunitas, saya dapat pertanyaan menarik. Kenapa harus menulis di blog, tidak di sosmed, Docs, Keep, atau Notes saja?
Hmm, kalau dipikir-pikir benar juga ya.
Apalagi saat ini wadah untuk membuat konten maupun sumber konten sudah sangat beragam. Kita lihat fenomena hebohnya Tiktok, Likee, Snack, IGTV, IG Live yang mengombinasikan audio dan visual sehingga konten macam ini tidak hanya didominasi YouTube saja. Lalu belakangan marak podcast yang ternyata juga banyak penggemarnya karena bisa didengar dan dilakukan kapan saja tanpa harus 'menyiapkan muka' atau ketak-ketik keyboard.
Lalu posisi blog ada di mana di antara penyedia-penyedia konten tersebut? Masih adakah pembaca blog selain sesama blogger itu sendiri?
Nyatanya, menurut berbagai sumber, ada lebih dari 500 juta website yang lebih cocok disebut blog seliweran di jagat maya ini. Jutaan blog tersebut, setiap harinya memublikasikan postingan terbaru. Jadi kebayang dong ada berapa juta postingan yang terbit online setiap hari? Kalau blogernya saja banyak begitu, masih adakah ceruk pembaca organik, yang benar-benar membutuhkan informasi dalam blog dan bukan sekadar melakukan blog walking?
Jawabannya, ADA DOONKK!!
Mari optimis. Bahwa setiap penulis blog, membawa perspektif, pengalaman, gaya penulisan, dan cara penyampaian yang berbeda-beda. Sebagaimana tidak ada manusia yang benar-benar sama satu sama lain, begitu pula blog yang merupakan hasil cipta, rasa, karya, dan karsa manusia di baliknya.
Setiap blog akan menemukan pembacanya. Sekecil apapun ceruknya, pembaca akan mencari konten yang personally cocok untuk diri mereka sendiri. Sebegitu kompleksnya persoalan manusia di bumi ini yang bisa dibahas, maka ada jutaan topik tulisan yang berpeluang menemukan atau ditemukan pembacanya.
Yakini satu hal, yang ingin tahu bagaimana cara membuat ikan asin bukan cuma kita, tapi orang lain entah di mana juga pasti ada yang mau tahu. Nah, kini kita ketemu things we want to know in commons. Cuss tulis di blog!
Jika menulis diary manfaatnya untuk kita sendiri, maka ketika menulis di blog, kita menulis untuk orang lain juga. Entah orang lain dapat insight atau tidak dari tulisan kita, tulisan kita akan dibaca orang lain (indikator tulisan kita dibaca bukan dari ada tidaknya komentar, lho ya).
Maka dari itu, tentu saja pertanyaan kenapa harus menulis di blog akan terjawab pada alasan-alasan kenapa orang (masih) nulis di blog, dan tidak hanya di sosmed.
5 Alasan Kenapa Menulis di Blog
1. Memperdalam Hobi dan Passion
Banyak blog berniche yang ada di kategori ini. Sueneeeng dan berbinar-binar kalau baca blog seperti ini karena kelihatan mereka konsisten dan fokus pada hal-hal yang disukai atau sedang didalaminya. Kita juga banyak belajar dari blog-blog seperti ini karena satu hal bisa dibahas sedalam-dalamnya.
Beberapa blog niche favorit saya antara lain Just Try and Taste dan Sally's Baking Addiction. Aduh monmaap, keliatan ya kecenderungan bacaan saya balik ke makanan lagi.
2. Membagikan Ilmu dan Keahlian
Ini banyak juga yaaa contohnya, termasuk yang berbasis passion juga sepaket dengan penerapan ilmu dan keahlian yang dijalaninya. Saya pernah browsing cari pola membuat masker dan ketemu sama blog yang isinya semua tentang jahit menjahit, cute banget!
Dari blog-blog seperti ini juga kita bisa mendapatkan cipratan ilmu dan menyimpannya jadi rujukan terhadap sesuatu. Yakin deh pasti banyak halaman-halaman yang di-bookmark atau dibagikan di blog kaya gini.
Salah satu yang sohor dalam kategori ini adalah blognya Raditya Dika dan dokter anak kesayangan ibu-ibu, blognya Dokter Apin, Sp.A .
3. Membagikan Pengalaman
Ini mungkin kategori paling banyak dihuni oleh bloger seluruh dunia, termasuk saya. Pengalaman diri sendiri, pengalaman orang lain yang ditulis dari sudut pandang pribadi, buah pemikiran di kala sibuk maupun senggang, atau rekomendasi tontonan, wisata, dan kuliner adalah hal-hal personal yang siap dibagikan untuk dibaca bebas oleh publik.
Karena pengalaman antara satu dan yang lain akan berbeda, maka isi sebuah blog memang layaknya bersifat personal. Saat membacanya, kita berasa sedang diajak ngobrol oleh si penulis blog itu sendiri. Ada kalanya kita mengangguk-angguk saat membaca sebuah postingan, ada kalanya kita ingin bertanya atau mengatakan sesuatu lewat kolom komentar.
4. Mendokumentasikan Karya
Ini juga banyak sih sebenarnya, kalau belum pernah ketemu mungkin belum waktunya aja. Banyak yang menulis blog untuk tujuan akhirnya menerbitkan buku (menulis part-part-nya di blog, kemudian versi utuhnya di buku terbit), atau para tukang masak yang memajang hasil karya masakan atau foto-fotonya di blog sebagai portofolio.
Seingat saya, Dee Lestari juga dulu juga banyak menulis di blog (nggak tahu sekarang), dan lewat tulisan-tulisannya itu kita jadi bisa menebak nuansa cerita novel yang diterbitkannya.
5. Cuan!
Ini barangkali gue juga, hahaha.
Iklan di atas dan di bawah postingan artikel ini adalah buktinya 😌 (tolong klik ya, buat beli takjil, wkwk). Ya tentu saja lumayan, jika blog ini menghasilkan cuan, minimal bisa untuk membiayai perpanjangan domain setiap tahunnya, beli template, atau bayar hosting.
Iklan di atas dan di bawah postingan artikel ini adalah buktinya 😌 (tolong klik ya, buat beli takjil, wkwk). Ya tentu saja lumayan, jika blog ini menghasilkan cuan, minimal bisa untuk membiayai perpanjangan domain setiap tahunnya, beli template, atau bayar hosting.
Yang berada dalam kategori ini jelas banyaakkk, buanyaaakkk sekali adanya. Mulai dari blog abal-abal yang penuh iklan selayar sampai blog yang isi postingannya mumet semua (mungkin bukan saya target pembacanya).
Intinya, apapun alasan kita ngeblog, bahkan untuk alasan di luar lima di atas, lanjuuttt ajaaaa ... pede ajaaa .... terus menuliiiss. Niatkan menulis untuk menorehkan jejak hidup kita di dunia. Zaman telah memungkinkan membawa tulisan kita ke mana saja. Maka tulislah hal yang baik-baik. Jika tulisan kita bermanfaat, pahalanya mengalir terus ke liang lahat.
Ih, kok jadi berkaca-kaca?
Anu, jadi kepikiran ... entah sampai kapan saya bisa menulis. Sepanjang tangan ini mampu bergerak, biarkan dia jadi saksi bahwa kita menggunakannya untuk kebaikan 😊
Anu, jadi kepikiran ... entah sampai kapan saya bisa menulis. Sepanjang tangan ini mampu bergerak, biarkan dia jadi saksi bahwa kita menggunakannya untuk kebaikan 😊