Naik Kereta Api Malabar Ekonomi Malang-Bandung
Setelah dua tahun nggak naik kereta pulang kampung, alhamdulillah dapat kesempatan untuk pulang sebentar ke Bandung di awal bulan Februari.
Di kesempatan yang mepet dan dadakan gini, kami nggak sempat merencanakan banyak hal termasuk transportasi yang mau dipakai hanya kepikiran kereta, supaya nggak capek dan lebih aman.
Biasanya, ada dua kereta Api Malang-Bandung yang tersedia: Malabar dan Mutiara Selatan. Tadinya kami mau pakai Mutiara Selatan supaya bisa naik di stasiun dekat rumah. Tapi waktu cek jadwal keberangkatan di KAI Access, relasi Malang-Bandung cuman tersedia Malabar. Kurang tahu kebijakannya gimana, mungkin KAI memangkas beberapa relasi kereta atau kebetulan Mutsel sudah penuh saat itu.
Pesan Tiket Kereta Api di KAI Access
Cara pesan tiket kereta api di aplikasi KAI Access sangat mudah dan cepat.
1. Di halaman depan, masukkan rute dan jadwal, kemudian mengisi jumlah penumpang.
2. Di layar berikutnya akan ditampilkan kelas dan tiket-tiket yang tersedia berikut jumlah kursi yang available untuk dibooking.
Setiap kelas terdiri dari berbagai subclass. Ini biasanya tergantung pada posisi gerbongnya, yang juga menentukan perbedaan harga.
Karena kami baru H-2 beli tiket, yang tersedia untuk dibooking hanya tinggal kelas bisnis subclass H dengan harga 310.000 dan sisanya kelas ekonomi seharga 240.000 dan 290.000.
3. Klik kelas yang diinginkan.
Kami pilih tiket ekonomi subclass C dengan harga 290.000/orang.
4. Isi data masing-masing penumpang yang terdiri dari nama lengkap dan NIK. Anak kecil di atas 3 tahun juga sudah masuk manifes penumpang yah.
Saya baru tahu kalau dari data NIK yang dimasukkan, akan terlihat status vaksinasi setiap orang. Status ini akan menentukan penumpang eligible atau tidak untuk melakukan perjalanan jauh.
5. Klik pilih kursi.
Secara otomatis, sistem akan menempatkan kita di kursi secara berdekatan (jika memang tersedia). Tapi kalau nggak ada yang deketan, biasanya dia nempatin satu di tempat kosong terdekat. Kalau mau pilih-pilih kursi masih bisa kok, sepanjang memang seat-nya tersedia.
6. Selesaikan pemesanan sampai masuk ke halaman pembayaran.
Pembayaran bisa dilakukan lewat berbagai channel seperti BCA, Mandiri, BRI, BNI, Alfamart, Indomaret, dan lainnya.
Saya bayar pakai Mandiri internet banking dengan memasukkan kode booking di bagian Multipayment. Setelah pembayaran, tiket di-issued dan terkirim ke email dan halaman TIKET SAYA di aplikasi.
Karena satu kali pemesanan hanya bisa memasukkan 4 orang penumpang, saya mengulang satu kali lagi pemesanan untuk 1 orang sisanya. Pastikan orang yang terakhir ini juga kursinya berdekatan sama yang 4 tadi.
Sebelum bayar, baca ulang untuk posisi gerbong dan kursi. Setelah bayar, cek kembali halaman TIKET SAYA untuk memastikan tiketnya sudah ada semua.
Swab Antigen di Stasiun
Sesuai peraturan pemerintah, bahwa setiap calon penumpang kereta api diwajibkan memiliki hasil swab antigen yang berlaku selama 1x24 jam.
Ini pengalaman swab pertama anak-anak dengan kelebayan sebelumnya karena mengira akan dicolok pakai jarum (itu mah suntik kaliii, bukan swab). Lalu cengar-cengir ketika swab dilakukan nggak sampai 5 detik.
Untuk swab ini bisa dilakukan di hari H sebelum keberangkatan, jadi datanglah sekitar 2 jam lebih awal ke stasiun. Sebagaimana prosedur swab biasanya, ditanya KK dan NIK. Lalu langsung ke ruangan swab, dan hasilnya keluar nggak sampai setengah jam.
Kertas hasilnya nanti diperlihatkan di tempat periksa tiket, dicek satu-satu sesuai jumlah penumpangnya.
Bagaimana kalau ada penumpang yang nggak lolos screening? Sejujurnya saya nggak tahu juga sih pernah ada kejadian begini nggak? Dari peraturannya sih kalau ternyata hasilnya positif, uang tiket akan dikembalikan utuh.
Kereta Malabar Ekonomi Malang-Bandung
- Kursi
Kelas ekonomi kursinya 2 seat jenis kursi panjang tanpa sekat dengan sandaran yang tegak. Nggak bisa di-recline setengah rebahan, jadi kalau buat jarak jauh ini agak lumayan… Kursinya juga berhadap-hadapan sehingga pastikan nih pas beli tiket, pasangan kursinya ganjil-genap yah… jadi kursi 1 - 2, 3 - 4 gituu… karena kalau pesannya 2 - 3 itu sudah pasti punggung-punggungan, nggak bisa ngobrol deh.
Kalau dulu anak-anak masih bisa tidur selonjoran di kursi panjang, sekarang udah nggak bisa lagi karena postur yang udah bertambah panjang. Kalau orang tua sih nggak usah ditanya ya, haha. Tidur sambil duduk saja.
Bagaimanapun juga, carilah posisi tidur nyaman yang paling memungkinkan meski tidak ideal. Kalau udah ngantuk mah ya tidur aja kan yaaa….
- Fasilitas
Standar seperti di kelas bisnis dan atasnya. Ada colokan listrik, ada kantong plastik untuk sampah yang secara berkala diambil dan ditukar kantong baru oleh petugas kebersihan. Gerbong bersih dengan AC yang sejuk. Toilet dan air bersih yang interiornya didominasi stainless steel, meskipun kecil tapi cukup memenuhi kebutuhan hajat manusia.
Tidak ada penawaran sewa bantal dan selimut selama perjalanan, nggak tahu karena kelas ekonomi atau karena sedang pandemi. Biasanya ada sewa 10 ribuan, lumayan banget selimutnya buat anget-angetan.
Tapi, ada yang istimewa di masa pandemi ini yakni KAI membagikan masker KF94 dan tisu basah dalam kantong yang bisa dipakai ulang untuk menyimpan masker. Cakep, deh.
- Durasi perjalanan
Setelah dua tahun libur naik kereta, kami nggak tahu lagi pengaturan soal rute kereta ini. Jarak Malang-Bandung yang biasanya ditempuh selama 16 jam (jam 4 sore - 8 pagi), kini jadi lebih singkat 3 jam (jam 17.30 - 06.30).
Maka dari itu perjalanan lebih nggak kerasa karena perjalanan dimulai di senja hari menuju malam. Paling hanya ngobrol-ngobrol bentar, main hape, makan malam, lalu ditinggal tidur deh sampai besok paginya sudah mau sampai.
Sepanjang perjalanan, kondektur sudah nggak lagi keliling untuk jetrek-jetrekin tiket. Saya nggak tahu gimana sekarang checking tiketnya, tapi beliau dan jajarannya masih keliling gerbong untuk mengingatkan penumpang agar maskernya selalu dipakai.
Gitu aja pengalaman kami naik kereta ekonomi Malabar jurusan Malang-Bandung, yang sebetulnya nggak jauh beda dengan pengalaman-pengalaman naik kereta sebelumnya. Anak-anak yang makin besar pun butuh paparan pengalaman yang beragam, jadi yah asik-asik aja.
Seperti biasa, anak-anak pun nagih naik kereta lagi.
Ingin pulang Naik kereta tapiii males bagian swabnya. Hahaha. Anakku masih balita, selama ini diswab selalu nangis.
Sementara Naik bus aja. Cobain sleeper bus, mbak
Ekonomi jadul 2011