Ini Dia 5 Keuntungan Punya Rumah Sendiri
Karena kita tinggal di Indonesia, punya rumah adalah salah satu life goals yang diidam-idamkan. Banyak orang yang memprospek dan menjadikan rumah sebagai investasi, bahkan sudah umum di sini orang punya rumah lebih dari satu, dua, atau tiga.
Nggak heran sih, karena permintaan terhadap hunian rumah ini sangat tinggi dan selalu ada, harga rumah juga makin melejit. Apalagi seiring perkembangan wilayah, yang tadinya cuman perumahan terpencil di tanah gersang dan jauh dari mana-mana, hanya dalam hitungan kurang dari lima tahun wilayah tersebut sudah ramai dan akses lancar. Naik lagi deh harganya.
Kata orang, milenial sekarang bakalan sulit mau punya rumah sendiri akibat biaya (gaya) hidup yang tinggi sementara harga properti juga selangit. Bisa dibayangin lah ya gaya hidup milenial sekarang, beli kopi aja se-cup sudah 30rb, dikali 30 hari sudah 900 ribu...itu kalau ngopinya sekali, kalau 2x pas pagi dan pulang kantor? Kebayang ya… Di kota-kota kecil, ini bisa buat bayar kontrakan rumah (bukan kost) atau nambahin biaya cicilan rumah.
Meskipun harga rumah tiap waktu mengalami kenaikan, bukan hal yang mustahil sih bisa punya rumah sendiri. Balik lagi ke rumah seperti apa yang akan kita beli, bagaimana skema pembayarannya, kualitas bangunan, dan tentu saja lokasi menjadi faktor utama penentu harga.
Alasan Harus Memiliki Rumah Sendiri
Sebetulnya, perlukah alasan ini? Karena tentu saja banyak keuntungan yang didapat jika memiliki rumah pribadi milik sendiri. Tapi, keuntungan yang besar tentu diiringi pengorbanan yang besar juga, termasuk finansial. Nggak apa-apa, namanya juga hidup yaaa..
Bisa jadi investasi
Rumah bisa jadi investasi, asalkan ada rumah lain untuk kita tinggali. Bisa juga diwariskan atau dihibahkan ke anak cucu. Kalau misal harus pindah ke luar kota, rumah yang ada bisa disewakan dan masuk sebagai penghasilan pasif.
Sementara ini, alasan nomor satu jadi alasan jangka panjang yah tapi tentu nggak ada yang mendebat bahwa rumah bisa jadi aset yang suatu saat bisa kita jual.
Harga rumah terus naik
Konon sih, tiap Senin harga naik, kata Feny Rose.
Ya itu tadi lah ya, harga properti makin melambung sementara kenaikan income yang signifikan naiknya setelah bertahun-tahun. Rumah yang saya tinggali baru lunas cicilannya 3 tahun lalu, dan saat ini harga jualnya 3x lipat dari harga beli kami 7 tahun lalu.
Tenang aja, kenaikannya nggak tiap hari Senin kok.
Jadi motivasi dan self-control
Menurut saya ini penting sih, jadi kendali dan pengingat juga buat kita dalam spending uang. Kalau ingat sedang nabung buat beli rumah, atau sedang nyicil rumah, ya minimal kita nggak terlalu boros atau gaya hidup bisa menyesuaikan.
Kita juga jadi lebih semangat kerja dan cari income tambahan buat segera menyelesaikan pembayaran.
Melatih hidup mandiri
Dengan punya rumah sendiri, kita jadi belajar bagaimana survive saat tinggal sendiri atau bersama keluarga kecil. Kita jadi tahu printilan-printilan rumah seperti membayar listrik, air, dan PBB yang harus kita keluarkan.
Kita juga belajar untuk menyelesaikan masalah-masalah rumah kita sendiri. Sungguh mengasyikan deh!
Beli rumah lebih hemat ketimbang menyewa
Benernya memang iya, tapi ada kondisi-kondisi di mana menyewa lebih efisien dari segi mobilitas ketimbang beli. Tapi jika kita sudah settled di suatu tempat untuk jangka waktu yang lama, sebaiknya langsung beli rumah aja.
Nah, kalau lagi cari-cari rumah juga pertimbangkan harga dan lokasinya. Di Jabodetabek, dapat rumah di kota satelitnya saja sudah untung dan warga sini sudah biasa mobilitas dengan jarak yang jauh antara rumah dan tempat kerja. Teman-teman saya pada tinggal di pinggiran Jakarta, itu pun harganya sudah mahal meski luas bangunannya nggak seberapa. Hanya punya dua kamar dan luas rumahnya hanya sebesar apartemen.
Sementara itu, kita masih bisa mendapatkan harga rumah murah di kota-kota yang tidak sebesar Jabodetabek. Ya memang meski murah, namanya juga rumah… nggak semudah seperti membolak-balikkan hurufnya. Tapi kalau nyari rumah harga 50 juta di Jogja gitu ya ada aja, atau setidaknya di bawah 200 juta rupiah gitu. Begitu pun di kota-kota kecil lainnya, saya yakin kalau blusukan gitu ya pasti nemu aja siihh…
Biasanya nih kaya di perumahan-perumahan baru dekat rumah saya, harga rumah jika bangunannya masih asli belum banyak rombak dan direnovasi ya masih terjangkau dicicil kurang dari 10 tahun. Tapi kalau sudah ada penambahan ini itu sudah pasti harganya naik. Balik lagi, sejauh mana income bisa mengakomodasi cicilannya tiap bulan. Jangan terlalu dipaksakan ingin punya rumah yang sekian di luar kemampuan, karena cicilan rumah itu nggak kenal berhenti.
Rumah murah itu banyak kok, tapi untuk mendapatkannya kita harus rajin mencari dan nggak puas dengan hanya melihat satu-dua brosur saja. Tips dari saya dalam memilih rumah sendiri; sesuaikan dengan kemampuan dan pastikan lingkungannya nyaman.
Kalau lingkungan tempat tinggal kita tidak nyaman, dijamin di dalam rumah saja rasanya nggak betah. Tapi meninggalkan rumah yang masih dicicil dan cari hunian baru itu nggak mudah kan, ya. Maka karena kita akan tinggal di rumah tersebut selama bertahun-tahun dan mungkin sampai beranak cucu, pastikan lingkungannya memang nyaman untuk kita.
Juga untuk kemampuan finansial, saya sudah banyak melihat rumah-rumah tetangga ada yang dicap oleh bank atau dipasang spanduk lelangan. Kemungkinan gagal bayar atau entah bagaimana, ya rasanya memang harus realistis saja jika kita berkomitmen mengambil cicilan yang tidak sebentar itu.
So, selamat memilih-milih rumah dan semoga tipsnya bermanfaat ya!
Lalasan yang bagus dan masuk akal. Terima kasih telah berbagi, Mbak. Selamat malam.
Betul sekali memiliki rumah lebih bisa menyimpan tabungan. Selain investasi, itu kalau sewa atau kontrak, berapa pee bulan dan atau pertahun, kan besar juga. Kalau rumah sendiri, meski sederhana uangnya bisa digunakan untuk kepentingan lainnya ya
Alhamdulillah meski di kampung, masih memiliki rumah warisan orang tua. Alhamdulillah juga bisa nyicil beli tanah untuk anak cucu kelak.
Kalau tinggal di kota, sepertinya susah hal itu bisa saya capai
Aku baca data riset juga seperti itu mba, milenial akan kesulitan untuk mempunyai rumah karena harga rumah yang tidak sebanding dengan pendapatan atau income. Kecuali lulus, kerja di corporate bergaji 20 juta per thn ini sudah beda lagi ya haha...
Tapi punya rumah itu harus sih, untuk tempat "jujugan" atau kalau ada keluarga datang ada yang dituju.
Punya rumah itu cita-cita hampir semua keluarga sih ya. Caranya macem-macem, bisa mencicil, bisa juga cash. Walaupun kalau cash ya rada sulit sih ya, harga naik terus. Pilih-pilih lokasi juga penting banget tuh. jangan smp pilih lokasi yang engga ada listrik, air, fasos-fasum, dll
Sepakat mbak, rumah bisa jadi investasi yang menjanjikan.Terlebih lagi jika lokasi rumahnya strategis. Bisa cepet naik harganya.
Nah bener ya, milenial skrng lebih suka nongki di cafe deh. Mending uang buat nongki, ngerokok ditabung gitu ya mba untuk investasi
Punya rumah sendiri menjadi salah satu impianku. Masih nabung, nih. Semoga saja bisa segera terealisasi, aamiin.
iya mbak
memang enak banget kalau punya rumah sendiri
bisa eksplor aktivitas sendiri bersama pasangan
dan bisa berkarya atau berkreatifitas tanpa batas
Bener banget, sejak 2 tahun ini punya rumah sendiri alhamdulillah LEGA rasanya. Gak bingung kudu ngontrak atau serumah ama ortu/mertua. Lebih bebass rasanya.
Plus punya rumah emang gak boleh ditunda2, dalam setahun naiknya banyak bingit.
Betul banget ini mbak. Banyak manfaat punya rumah sendiri. Apa lagi kalau sudah berumah tangga. Pastinya lebih nyaman mengatur kehidupan, design interior, ngatur keuangan juga.
Yes.. masih ada rumah murah, yang penting rajin blusukan
Alhamdulillah akhirnya punya rumah sendiri walau masih KPR seenggaknya ini rumah kalo lunas jadi milik sendiri. Ada yang kurang dekornya bisa ditambah-tambahi, dicat ulang, dibagusi, dll.
Bosen juga ngontrak 7 tahun nempatin rumah orang. Hihi
Seenggaknya ada kepuasan tersendiri pada saat punya rumah sendiri dan kepada orang lain bisa pamer juga hahaha.
Kalau membaca artikel mengenai keuntungan membeli rumah sendiri saat sebelum menikah, alangkah beruntungnya.
Karena yang kebayang buang uang paling besar adalah saat merayakan pernikahan. Andai bisa mengulang waktu, acara di sederhanakan dan biayanya bisa diperuntukkan untuk menabung membeli rumah, naah..itu keputusan paling bijak.