Kreasi Pukis Merdeka bersama Fitur Yummy App

Kurang cakap dalam memasak? Tenaang, ada fitur tips memasak yang akan menjelaskan langkah-langkahnya dengan rinci.

Eh ternyata kalau kita punya resep-resep andalan, atau hanya ingin menyimpan resep saja untuk arsip pribadi, kita bisa tulis resep di fitur ini. Katanya sih, kalau upload resep di sini juga bisa jadi cuan, ahhh ibu-ibu kalau dengar kata cuan jadi semangat masaknya, dong … kan buat belanja dapur juga ^^

Caranya, klik fitur Tulis Resep > Baca Panduan Menulis Resep > tulis resep lengkap sesuai kolom > klik publish.

Nanti, di menu akun kita, akan ada keterangan resep yang disetujui, resep yang sedang ditinjau, dan resep yang direvisi. Ih senang, deh, rapi banget prosedur pengarsipannya. Resep-resep di Yummy App jadi terjamin kualitasnya karena dikurasi dengan baik sebelum bisa dibagikan ke para pengguna.

Kebetulan saya belum coba fitur upload resep ini karena masih senang bereksplorasi dengan ratusan resep-resep yummy yang sudah ada.

Nah, fitur pencarian ini adalah shortcut dari fitur masak, cocok digunakan ketika kita sudah tahu ingin cari resep apa. 

Sedangkan untuk pencarian resep secara umum caranya, klik tanda loop di kolom pencarian > pilih dari kelompok makanan yang tersedia atau langsung ketikkan resep yang ingin dicari.

Sebagai contoh, saat saya mencari resep pukis, akan keluar beraneka ragam resep varian pukis dari yang polos sampai modifikasi rasa.

Gemes sekali ingin semuanya dicoba, tapi karena saya sedang kangen pukis, tadaaaa ... jadilah cemilan sore favorit anak-anak yang mudah dan praktis.

Karena masih dalam euforia bulan kemerdekaan, saya namakan panganan ini Pukis Merdeka. Basic-nya adalah adonan pukis dasar yang diberi pasta red velvet. Padahal ini bukan pertama kalinya saya membuat pukis, tapi karena sajiannya berbeda, anak-anak excited makannya.

Ngomong-ngomong soal pukis, saya jadi mengingat kenangan waktu sekolah dulu. Tukang pukis adalah salah satu yang selalu ada di deretan gerobak jajanan bersama kudapan ala sekolah lainnya. Rasa pukis seharga 200an itu standar saja, dominan rasa tepung dengan topping adonan cokelat yang diaduk di permukaan kue -- belakangan saya tahu ini disebut motif marble/marmer.

Meskipun begitu, saya masih ingat betul tekstur pukis yang lembut dan empuk saat masih hangat. Yang paling menakjubkan bagi saya yang masih SD, pukis dibentuk dalam cetakan-cetakan cekung di mana adonan cair mengembang menjadi kue yang montok dan menggiurkan. Kelihaian tangan abang pukis dalam mencukil kue panas secara cepat pun jadi sebuah tontonan akrobatik yang menarik.

Bagi saya, pukis ber-topping meises cokelat yang masih meleleh sudah cukup mewah dan everlasting. Kini saya pun tahu, bahwa meises yang bagus itu harusnya tidak meleleh saat dipanaskan, hehe.

Zaman berganti, pukis pun naik kelas. Sekarang topping dan glaze pukis sudah banyak macamnya, mulai green tea sampai cokelat crunchy. Bahkan, gerai fastfood aja sekarang sudah menjual pukis sebagai teman ngopi.

Tapi kalau sudah punya Yummy App di rumah sih aman, hadirkan sajian ala kafe di rumah aja untuk disantap bersama keluarga. Meski sederhana, buatan rumah selalu dicinta. 

Semangat eksplorasi di dapur bersama Yummy ya, para home chef!