Sinergi Dayamaya dan Start Up Kembangkan Potensi Ekonomi Digital
Ekonomi digital saat ini menjadi ramai dibicarakan seiring dengan maraknya digitalisasi di semua sektor, termasuk juga dalam pariwisata dan sektor pendidikan atau pelatihan. Indonesia adalah pangsa pasar digital yang besar karena selain karena penduduknya yang banyak, wilayahnya sangat luas sehingga dengan digitalisasi akan lebih mudah menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik.
Program Dayamaya Untuk Indonesia
Program Dayamaya adalah inisiatif dengan visi mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital Indonesia, khususnya di daerah 3T.
Daerah 3T adalah wilayah Indonesia yang posisinya terdepan, terluar, dan tertinggal. Kenapa fokus ke 3T? Karena daerah-daerah inilah yang selama ini tidak terjangkau percepatan pembangunan, sehingga pemerintah merasa harus fokus membantu perekonomian di lokasi ini agar dapat terakses oleh masyarakat secara umum dan luas.
Dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis, Dayamaya ingin memantik upaya kolaborasi lintas sektor bagi kesejahteraan masyarakat.
Melalui program Dayamaya, kompetensi digital yang harus dikuasai dalam rangka mewujudkan ekosistem perekonomian digital adalah:
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Ekonomi Digital
Bagaimana kita dapat membantu masyarakat di daerah 3T, pulau terluar, dan lokasi prioritas untuk dapat menguasai kompetensi digital dan turut serta dalam pengembangan ekosistem ekonomi digital di daerahnya?
Melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan program Dayamaya. Program ini mengajak para pelaku Start up eCommerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T.
Harapan pemerintah, dengan adanya pihak-pihak yang diajak terlibat dalam pengembangan potensi ekonomi digital ini, dapat membantu percepatan kemajuan di daerah 3T tersebut.
Dari 18 inisiatif kegiatan yang terpilih di tahun lalu, saat ini ada 5 kegiatan dari tiga start up yang mulai berproses di masyarakat. Tiga di antaranya adalah Atourin, Cakap, dan Jahitin.
Atourin, adalah perusahaan berbasis teknologi yang menyediakan layanan jasa di sektor pariwisata. Aneka kegiatan yang dilakukan Atourin dapat diselenggarakan secara online maupun offline.
Pada tahun 2019, melalui program Dayamaya, Atourin berkesempatan mengadakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Pulau Natuna. Melalui program tersebut, terdapat 10 orang pemandu wisata yang kini sudah memiliki lisensi, punya kemampuan melakukan self-branding, dan mulai memanfaatkan jaringan media sosial untuk promosi. Harapannya akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi di Natuna agar pariwisata semakin meningkat kualitasnya.
pelatihan virtual tur yang diselenggarakan Atourin |
Di masa pandemi seperti sekarang, salah satu kegiatan yang dilakukan saat pandemi adalah mengadakan pelatihan bagi pemandu wisata se-Indonesia. Di situ, mereka diajarkan bagaimana memanfaatkan internet untuk membuat tur virtual bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Seperti kita ketahui, belakangan ini tur virtual menjadi tren seiring dengan lesunya sektor pariwisata selama pandemi terjadi. Namun, dengan pelatihan ini, harapannya tur virtual juga bisa dilakukan dalam jangka panjang, tidak terbatas dilakukan hanya saat pandemi saja.
Senada dengan itu, Cakap adalah start up yang berfokus pada pembuatan platform belajar online bahasa asing bagi masyarakat di daerah wisata 3T, utamanya pada kemampuan bahasa Inggris.
Tahun 2019, Cakap telah melakukan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Program ini melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang, dan dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas daring yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).
Tommy Yunus selaku CEO Cakap, berpendapat bahwa kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dimiliki dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena hal ini juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.
program pelatihan bahasa Inggris yang diinisasi oleh Cakap |
Selaku mitra platform pembelajaran, Cakap memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris dengan gratis. Untuk menjadi peserta pelatihan yang diadakan oleh Cakap ini, masyarakat dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini, daerah yang mendaftar untuk diikutsertakan dalam pelatihan antara lain Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung.
Dengan mengikuti pelatihan ini, peserta akan mendapatkan akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk e-book, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program.
Lain lagi halnya yang dilakukan start up Jahitin Academy, yang memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan skill para penjahit di provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, misalnya membuat cushion pillow (bantal kursi).
salah satu cushion pillow motif tenun NTT |
Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar untuk mempromosikan produknya. Program yang diadakan Jahitin membuahkan hasil dimana saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung untuk berhubungan dengan Dinas Perdagangan.
Saat pandemi ini, Jahitin sudah menyelenggarakan pelatihan membuat masker yang sesuai dengan standar kesehatan, dan para penjahit di Sumba mampu memproduksi sebanyak 5000 pcs masker.
Gotong Royong untuk Kemajuan Bersama
Indonesia dengan segala keberagaman dan wilayah kepulauannya memiliki potensi luar biasa yang patut dieksplorasi lebih jauh lagi. Dalam memajukan wilayah 3T, tentu pemerintah tidak bisa kerja sendiri, untuk itu perlu sinergi peran dari komunitas dan start up untuk bersama-sama mempercepat pembangunan sehingga tidak ada lagi wilayah yang jauh tertinggal dari wilayah lainnya.
Dengan merangkul para pihak yang memiliki kapasitas untuk memberikan edukasi dan pelatihan, diyakini akan memberikan daya lebih besar untuk membawa perubahan di daerah 3T. Terutama dari sisi perekonomian berbasis digital, slogan "Berdaya Bersama" menjadi spirit yang melatarbelakangi program Dayamaya untuk terus beusaha memajukan pembangunan secara merata di seluruh wilayah Indonesia.