Jika Anak Bertanya, Apa Itu Covid-19?
Wah, ternyata nggak mudah juga ya jawabnya, hehe.
Tiba-tiba sekolah diliburkan, diem di rumah aja, dengar berita di tv atau sosial media, pastilah anak-anak penasaran juga soal Covid-19.
Sebelumnya di berbagai WAG juga udah banyak beredar sih infografis maupun video menarik yang children-catchy tentang apa itu Covid-19. Namun, tentu saja anak-anak akan ngejar orang tuanya. Yang paling sering ditanyakan anak-anak itu :
1. Virus Corona itu sebesar apa? Bisa diliat nggak?
2. Anak-anak itu bisa kena Corona?
3. Kenapa harus berjemur?
3. Corona itu artinya apa?
4. Corona itu bukannya yang lapisan luar matahari ya?
5. Kalau social distancing boleh main di luar?
6. Kapan aku bisa sekolah lagi?
7. Kenapa harus cuci tangan terus?
Haaaaa, semacam mudah, tapi percayalah sekali dijawab akan merembet ke pertanyaan printilan lainnya :))
Jadi, gini, untuk menjawab apa itu covid-19 pada anak-anak yang rentang usianya berbeda, ibu perlu pastikan hal-hal ini : tetap tenang, tidak panik , menjelaskan dengan sederhana dan clear, jika tidak tahu, katakan tidak tahu (supaya anak terus terpanting rasa ingin tahunya dan bisa jadi ajang untuk cari tahu bersama).
Menurut saya, cukup pahamkan hal-hal yang penting dulu, bahwa virus ini berasal dari Wuhan yang sangat mudah sekali menularnya, sehingga dalam waktu dua bulan, sudah membuat ribuan orang menderita penyakit ini. Sakitnya menyerang area pernafasan, membuat jadi sesak nafas dan kerusakan di paru-paru.
Mengenai kepanjangan Covid-19, dijelaskan juga dong yaa : Corona Virus Desease - 2019 (nama penyakitnya), sedangkan corona adalah nama virus penyebab penyakit tersebut. Ya cerita aja, kenapa dinamakan corona, seperti jilatan matahari itu ... sekalian lihat-lihat bentuknya si corona di internet, begitulah dia dinamakan corona, karena memiliki crown (mahkota).
Boleh nanti dijelaskan lebih lanjut tentang virus corona itu sendiri, bahwa ada beberapa jenis virus corona yang menimbulkan penyakit berbeda-beda (tapi mungkin hanya akan ditanyakan oleh anak berusia lebih besar). Jika tidak bertanya lagi, saya rasa cukupkan dulu sampai di situ.
Yang kedua, anak-anak mungkin bertanya seberapa besar 'potensi' mereka kena virus tersebut, mengingat ibunya selalu ngajak imunisasi untuk pencegahan dari virus tertentu. Dari penjelasan yang saya baca di Kidshealth ini, anak-anak memang pihak yang less infected, tapi mereka bisa jadi carrier (pembawa) untuk orang dewasa di sekitarnya. Itu sebabnya, sekolah diliburkan dan kita nggak mudik dulu ke Bandung. Kita nggak tahu, mungkin manifestasi coronavirus di anak-anak akan berbeda, belum ada penelitiannya yaa. Tapi mengingat anak-anak saya punya bawaan alergi dan problem pernafasan, saya jaga-jaga aja.
Penting untuk ditanamkan pola hidup bersih keluarga :
1. cuci tangan dengan baik dan benar
2. tutup bila batuk atau bersin
3. tidak dekat-dekat dengan orang sakit
Salah satu poster Healthy Hygiene Printables ini bagus juga untuk dipajang di dekat wastafel atau kamar mandi. Yang berbahasa Indonesia juga banyak kok kalo dicari.
Nah, kalau efektivitas berjemur di pagi hari?
Well, there's no evidence yet bahwa UV light bisa membunuh coronavirus. Tapi, budaya berjemurpun bukan budaya kita, karena hidup di negara tropis, kita senantiasa bermandikan matahari sepanjang hari hahahaah #geuleuuhh. Tapi yaa buat anak sekarang yang sehari-hari dari pagi buta udah berangkat ke sekolah, belajar di indoor dan pulang sore, biasanya kurang kena sinar matahari. Ya inilah saatnya anak-anak jemur pagi, sekalian gerak sambil olahraga, nature study atau bantu jemur-jemur baju.
However, the World Health Organization agrees that enjoying the sun in the morning and before sundown has many positive effects in a time of self-quarantine as it can increase blood circulation and help you to detox. Sunshine effectively gives you vitamin D that helps you sleep better, reduces stress, boosts the auto-immune system and makes stronger bones.
Yup, katakan bahwa sinar matahari pagi lebih berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh dan sumber vitamin D. Dengan imunitas yang baik, kita bisa terhindar tertular virus (apapun, jangan katakan virus corona supaya tidak misleading). Dengan begini, anak-anak akan senang beraktivitas di bawah sinar matahari dan tidak merasa terpaksa disuruh berjemur kaya ikan asin.
Sekiranya selama di rumah aja, anak-anak mendengar sejumlah kosakata baru seperti social distancing, hand sanitizer, alkohol dan alat pelindung diri, yuk sekalian jelaskan aja. Kan kalo di kesempatan lain jarang-jarang kita ujug-ujung ngebahas soal ini. Ah iya, soal pemakaian hand sanitizer, karena menarik, anak-anak cenderung dikit-dikit pake, padahal kita cuman di rumah aja. Kita bisa kasih pengetahuan juga tentang pembuatan hand sanitizer dan bagaimana efektivitasnya dalam membersihkan tangan. Juga kasih tau bahwa cuci tangan dengan sabun jauh lebih baik, terutama kalau kita di rumah aja.
Ah iya, ini ada bahan cerita dengan anak-anak sebelum bobo. Tentang coronavirus dari perspektif islami. Langsung klik download aja kisah Migo&Ali ya.