Empon-empon Untuk Imunitas Tubuh
Istilah empon-empon tiba-tiba melejit belakangan ini, ada yang baru pertama kali dengar, ada juga yang udah biasa dengar. Tentu saja ini terkait situasi pandemik Covid-19 yang katanya empon-empon adalah penangkal corona. Benarkah?
Situasi saat ini, tiap orang merasa butuh penguatan daya tahan tubuh sehingga apapun yang berkhasiat meningkatkan imunitas, semua dilakoni.
Not to mention tablet Vitamin C dan supplemen sejenis, bahkan sekelas minuman vit C kaya UC atau Oronamin C pun sempet langka di pasaran. Gimana dengan empon-empon, apa itu? Meski terdengar sangat 'njawani, empon-empon masuk KBBI lho. Empon-empon adalah rimpang yang digunakan sebagai ramuan tradisional seperti jahe, kunyit, temulawak dan sebagainya.
Naah, udah jelas kan kalo gini ya.
Sebelum masa pandemik, empon-empon juga mulai naik pamor sejak gaya hidup yang itu tuh, jurus-jurusan itu. Ketambahan lagi waktu di awal-awal kemarin beredar informasi soal curcumin bisa menangkal virus corona, boom! Harga kunyit dan jahe di pasar jadi primadona. Saya nggak hafal harganya sih, seringnya beli langsung bungkusan gitu di tukang sayur dengan harga pas. Tapi kata ibu-ibu lain yang ngeh harga, seplastik isi seperempat kilo 10rb itu udah naik banyak, 100% malah!
Aha, jadi sebenarnya curcumin sendiri ini beneran bisa nangkal virus corona atau sekadar immune booster? Sebelumnya, kita harus ketahui dulu bahwa sifat virus itu menyerang daya tahan tubuh di awal, selanjutnya dia berkembang biak di inangnya dan mulai menginfeksi jaringan tubuh lainnya. Ketika si inang punya penyakit bawaan lainnya, semua ketrigger sama si mungil berukuran 120 nanometer itu.
Curcumin sendiri, yang paling banyak dikandung oleh kunyit, jahe dan temulawak, memiliki zat-zat pendongkrak sistem imun. Sehingga, kalau dibilang punya efek menyembuhkan atau menangkal virus tertentu, hmmm sepertinya tidak ya. So lets be clear, bahwa yang kita dapatkan dari mengonsumsi rimpang-rimpang adalah peningkatan daya tahan tubuh atau imunitas.
Bagi orang yang tinggal di pulau Jawa, rerimpangan banyak dijumpai di jejamuan tradisional. Sama keluarga saya di Bandung, kunyit dan teman-temannya dimakan mentah sebagai lalap. Sedangkan di Malang sini, lazimnya diolah jadi jamu-jamuan yang berbentuk cair maupun serbuk.
Kalau lagi rajin, saya bikin jamu sendiri satu teko untuk sekeluarga. 2-3 minggu sekali konsumsi selama tiga hari. Nggak sering-sering memang, kan yang beginian berat juga ke ginjal ya? Jadi, saya biasanya gantian bikin jamu, wedang uwuh, infused water, infused rimpang. Intinya, membiasakan tubuh menerima minuman herbal sehat supaya ketika butuh booster lebih rutin dan lebih banyak, tubuh nggak nolak.
Bikin jamu ternyata mudah banget kok, cek resep sinom, minuman herbal segar yang pernah saya tulis. Jangan takut tangan menjadi kuning, karena itu artinya kita sudah berusaha, hehehe.
Ikhtiar dengan herbal ini hanya salah satu dari sekian banyak usaha pencegahan dan perlindungan diri. Tentunya nggak bisa menggantungkan pada satu hal aja ya, it's okay to feel healthy, tapi jangan merasa sudah kebal.
Usaha lain yang hendaknya dilakukan sebagai pencegahan, antara lain :
- Melakukan penjarakan sosial
- Tidak keluar rumah jika tidak diperlukan
- Mematuhi protokol kesehatan ; menggunakan masker, membawa hand sanitizer
- cuci tangan sesering mungkin
- konsumsi makanan sehat dan bergizi
- olahraga teratur
- jaga pikiran positif dan bersyukur
Kunci imunitas sebetulnya simpel saja seperti itu, entah kenapa seringkali diperumit dengan kemasan yang mahal dan memberatkan. Percayalah, jargon mens sana in corpore sano itu benaarr... di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.
So, stay strong, healthy and be grateful!!
Makasih yah infonya. Iya harus jaga kesehatan di saat pandemi kayak gini
Makasih yah infonya. Iya harus jaga kesehatan yah disaat pandemi gini.