Pengalaman KB Suntik 1 Bulan dan 3 Bulan
Tetiba ingin nulis tentang pengalaman KB suntik, karena dua minggu kemarin habis deg-degan si merah nggak kunjung datang. Pada akhirnya tulisan ini bisa rilis, ketebak ya, akhirnya Mbak Bulan datang juga, #TetapTeamLuna #eehh....
Okaayy, bahasan ini memang sudah nggak up to date lagi buat saya yang merupakan emak-emak veteran. Meskipun begitu, boleh lah saya bagi-bagi pengalaman tentang KB suntik yang sudah dijalani selama 4 tahun lebih ini. Hitung-itung jadi bahan pertimbangan buat mamah-mamah muda yang masih pada galau pilih-pilih alat kontrasepsi. KB Suntik sebagai Kontrasepsi Aman
Pertama, harus diketahui, bahwa cara kerja kontrasepsi pada umumnya yaitu mencegah terjadinya proses pembuahan dengan cara menjaga sel sperma dan sel telur agar tidak bertemu. Ada juga cara lainnya yaitu menghentikan produksi sel telur. Nah, KB suntik ini bekerja dengan cara keduanya.
KB suntik sudah lama populer di Indonesia, dan efektivitasnya bisa mencapai 99% bila dilakukan dengan benar, catat ya. Memangnya yang tidak benar itu bagaimana? tentunya jika tidak mematuhi kaidah penggunaan KB hormonal ini (langsung berhubungan, telat suntik berikutnya, atau lain-lain).
Jenis KB Suntik
Berdasarkan jadwal penyuntikannya, KB suntik terdiri dari dua jenis, yaitu :
- KB suntik 3 bulan : mengandung Depo Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) yang merupakan hormon progestron. KB suntik ini bekerja secara efektif mencegah kehamilan dalam waktu 13 minggu.
- KB suntik 1 bulan : mengandung kombinasi Medroxyprogesterone Acetateyang merupakan hormon progesteron dan Estradiol Cypionate yang merupakan hormon estrogen. KB suntik ini bekerja secara efektif mencegah kehamilan selama 30 hari.
Dua-duanya dilakukan dengan cara menyuntikkan secara intramuskular (ke dalam otot) pada bokong atau bahu. Waktu yang paling ideal menggunakan KB suntik adalah 6 minggu pasca melahirkan, atau 7 hari pertama haid setelah nifas.
KB Suntik 1 Bulan
Jika menggunakan suntik 1 bulan, maka kembali suntik lagi setiap 28 hari. Namun jika menggunakan suntik 3 bulan, maka kembali suntik lagi setiap (28x3)= 82 hari.
Untuk keuntungan dan efek samping secara teori, silakan Google aja yaa di situs-situs kesehatan terpercaya (nggak ngasih link ah, soalnya suka brokenlink di kemudian hari). Gangguan kebiasaan mungkin saja terjadi, namanya juga modifikasi hormon.
Bagi saya utamanya, memilih suntik karena takut pasang IUD terbukti efektivitas proteksinya dan tidak memengaruhi volume ASI. Sedangkan efek samping yang muncul ternyata berbeda-beda pada setiap orang. Ibu saya adalah survivor KB suntik selama 14 tahun sebelum program hamil adik saya, dan beliau langsing-langsing sajaaa....hohoho.
Saya sudah pernah pakai kedua jenis KB suntik ini.
KB Suntik 3 Bulan
KB suntik menyusui, pakai KB yang 3 bulan. Fungsi Progestin (modifikasi hormon yang menyerupai progesteron yg diproduksi ovarium) dalam kandungannya adalah menghentikan pelepasan sel telur ke dalam rahim sehingga mencegah terjadinya pembuahan. Selain itu, memengaruhi kondisi vagina dan leher rahim sehingga sperma kesulitan membuahi sel telur.
Selama 3 tahun menyusui si bontot, alhamdulillah volume ASI tidak berkurang, kenaikan berat badan bayi normal dan berat badan ibu segini-segini aja, di kisaran 41-43. Nggak pernah yang melonjak gembrot seperti ditakutkan orang. Nafsu makan bertambah ya karena memang sedang menyusui. Jerawat nol. PMS nol, alhamdulillah puasa tamat dan bebas nyeri perut.
Sementara efek sampingnya di saya, tidak haid blas selama tiga tahun tsb (akibat progesteron dominan dan estrogen yang ditekan). Dan memang terasa "agak kering di bawah sana".
Jangan kira kalau ketiadaan menstruasi ini mengakibatkan darah kotor menumpuk di dalam tubuh ya. Dalam istilah medis tidak ada darah kotor, darah menstruasi itu bukan darah kotor yang seharusnya dibuang jadi mendem di dalem, plis ya... :)) Kontrasepsi ini menekan penebalan dinding rahim yang biasanya luruh dalam bentuk darah menstruasi, menjadi tidak ada “darah” yang harus dikeluarkan. Jadi apanya yang menumpuk?
Pada beberapa case, orang lain ada juga yang tetap haid sebagaimana biasanya.
KB Suntik Kombinasi
Setelah beres menyusui, ganti ke KB 1 bulan. Hormon kombinasi yang dikandungnya menyeimbangkan tubuh berjalan kembali seperti biasanya.
Berbeda dengan yang 3 bulan, yang ini memungkinkan kita tetap menstruasi tiap bulan. 60% di antaranya mendapatkan siklus haid yang normal kembali setelah 1 tahun pemakaian, dan saya salah satunya. Awalnya mungkin hanya flek-flek dulu yang cuman 1-3hr, lalu meningkat volumenya sampai akhirnya menjadi reguler sebulan sekali dengan periode 5-7hr.
Efek sampingnya, hmmm....apa ya, setelah 7 tahun absen saya kembali ngerasain PMS yang seringkali menyebalkan even untuk diri saya sendiri, hehe. Ada kram-kram perut, ada mood swing, ada pula badan remuk redam menjelang si dia datang. Tapi PMS sekarang jauuuhhhh lebih ringan ketimbang waktu gadis dulu yang sakit perutnya sampai menusuk-nusuk dan volume menstruasinya yang sangat banyak.
Kurang tahu juga ini pinggang membesar karena estrogen kembali aktif, karena usia, karena KB atau karena udah selesai menyusui dan anak-anak udah mulai besar.
Kesimpulannya, bagi tubuh saya sendiri, KB suntik efeknya jauh lebih baik daripada KB pil, meski keduanya menuntut saya disiplin menjaga kondisi. Kelebihannya, proteksi berlaku cepat alias si satpam akan langsung efektif melindungi kurang dari 24 jam sejak disuntikkan. Tidak seperti IUD yang harus 'libur' dulu misalnya, atau pil yang harus tunggu 24 jam baru efektif. Selain itu dapat dihentikan sewaktu-waktu jika ternyata tidak cocok, tinggal nggak usah dilanjutkan lagi di bulan berikutnya.
Pernah baca juga, keuntungan lain dari KB hormonal (non contraceptive benefits), seperti :
- ovulasi yang tertekan dapat mengurangi risiko kanker ovarium
- kentalnya getah serviks pada mulut rahim selain mencegah sperma masuk ke dalam rahim juga mencegah masuknya kuman penyakit penyebab infeksi panggul
- menipisnya selaput lendir, terhindar dari terjangkitnya kanker endometrium (source BKKBN)
Sejujurnya selama menikah saya belum pernah ada dalam keadaan tidak ber-KB sih. Dulu pakai KB pil, sekarang KB suntik. Jadi mungkin nggak berimbang juga apa yang saya sampaikan di sini jika dibandingkan dengan kondisi 'normal'nya seseorang tidak berKB.
Yaaabis gimana lagi yaaa.....pilihan kontrasepsi itu kan apa yang membuat kita paling nyaman. Untuk sejauh ini, saya lebih merasa aman dan nyaman dengan KB, dan belum berani memutuskan untuk lepas sama sekali. Silakan dipilih-dipilih mana yang paling nyaman buat kita sendiri, with or without KB, jangan lupa konsultasikan pada tenaga medis terpercaya.
Akhirnyaa mbak......ak nemu tulisan mba ini ak jd pengen kb suntik juga....maksh mbak infonya
Mantap infonya. Terimakasih mb