Kenapa Saya Suka Drama Korea?
Saya termasuk yang telat kena hype Korean drama. Baru beberapa bulan belakangan ini aja rada "rajin" nonton, itu juga nggak sanggup kalau stripping tiap hari, hanya weekend dan long weekend saja kesempatan buat longgar maraton sampai tengah malem.
Judul yang heits dan kekinian? Nggak apal juga... pemainnya apa lagi, hihihi...berasa samaaaa semua mukanya. Baca namanya juga gak apal-apal. Pokoknya saya nonton yang menurut saya menarik dan reviewnya bagus aja, serial lama atau baru nggak masalah. Sebut aja sekarang saya lagi nonton My Sassy Girl, hihi, telat bingit yes?
Dulu nggak tertarik sama Korean drama karena mengira paling nggak jauh beda sama sinetron remaja lainnya yang isinya cinta-cintaan anak muda, kaya Meteor Garden gitu, ya udah males lah ya... Nyarinya cerita yang lebih mature, tayangan yang menguras pikiran dan air mata, hahah #tetepajaderamah
Tapi beberapa belas tahun lalu (tuaaaa!!) pernah sempat nyimak serial Jewel in The Palace di tv lokal, dan suka banget! Selain karena latar belakangnya sejarah jaman kerajaan, atau istilahnya disebut saeguk, ceritanya juga nggak ecek-ecek, ini berat lho pada zamannya, tentang dokter perempuan pertama di Korea. Selain itu, mata kita juga dimanjakan sama tampilan busana-busana cantik dengan komposisi warna yang indah. Saya suka hanbok korea, begitu sopan dan elegan banget. Setuju, ya?
Sejak 'Jang Geum', saya blas nggak pernah nonton drama-drama Korea lagi, ya itu tadi, terlalu masif dan modern. Belum lagi tahun-tahun kemarin, drama dari negara-negara tetangga masuk ke Indonesia dengan derasnya. India, Turki, Filipina....mirip dengan gempuran telenovela latin tempo dulu.
Nah terus yaaa, di grup chitchat dengan mamah-mamah-muda-yang sudah-tidak-muda-lagi, rame banget pada ngomongin serial Descendants of The Sun, apalagi kalo bukan karena pemainnya si serial-sweethearts Song Hye Kyo yang mulus karena Laneige itu! Wah ternyata kemulusan SHK pun 11-12 ama lawan mainnya, Song Jong Kii. Jujur ampe sekarang, saya belum nemu sisi gantengnya SJK qiqiqi, tapi serialnya booming banget daaan akhirnya saya ikut nonton di RCTI. Apa keuntungan nonton drakor di tv lokal? di RCTI udah disensor, hihi, jadi saya leluasa nonton di rumah malam hari selepas penat, kan katanya aslinya banyak juga kisse-kisse nya ya?
Dari situ mulai deh lirik-lirik lagi drama Korea, terutama habis nonton serial barat The Good Doctor yang diadaptasi dari serial Korea, saya jadi penasaran nonton aslinya.
Ternyata Good Doctors bikin saya jatuh cinta. Cinta pada Joo Sang Wook, eehh bukan, cinta pada values dan karakter kuat para pemainnya membawakan watak cerita. Dari sejak episode pertama, banyak hikmah yang bisa diambil. Motivasi, nilai hidup, dan semangat juang yang disampaikan melalui dialog para para tokohnya. Bahkan tidak ada tokoh jahat yang jahat sepenuhnya kaya di sinetron Indonesia. Sebagaimana manusia, ada up and down, perbuatan baik tidak akan sia-sia, ceritanya manusiawi banget. Parah, tiap kali nonton, air mata berderai-derai bercucuran.
Kesini-sininya, saya nyari serial-serial lain yang juga temanya 'manusiawi'. Menurut saya, tema kehidupan sehari-hari juga udah menarik jika dikemas dengan serius dan real. Udah nggak perlu didramatisir lagi, karena hidup pun sudah banyak deramahnya toh?
Industri drama Korea memang pinter mengaduk-aduk perasaan penggemarnya. Mereka juga garapnya nggak asal-asalan, percaya deh, udah berasa nonton film aja kalau lihat serial Korea. Jauuhh dari setting tempat yang disitu-situ aja, mata melotot kaya mau copot, atau penderitaan si protagonis yang tiada akhirnya.
Sudah gitu, budaya hormat ala Timurnya juga masih baik, untuk ukuran seorang penjahat pun, mereka masih menundukan kepala pada yang lebih tua. Munafik? Ya enggak, kan sudah dibilang kalo nggak ada orang yang 100% baik atau 100% buruk. Itu kenyataan.
Semua real, masuk akal, dan menyentuh.
Bahkan serial barat pun rasanya belakangan ini terlalu dipaksa agar awet berseason-season hingga ceritanya embuh, dah keburu bosen nontonnya. Apal dong, Walking Dead yang udah season 9 atau dulu Revenge yang pada akhirnya gak jauh ceritanya kaya sinetron Tersanjung ala Indonesia.
Serial Korea itu nggak pernah sampe bermusim-musim, paling banter yang saya nonton 32 episode (lebih dari itu masih mikir-mikir mau nontonnya). Yang pasti panjang pendeknya durasi ini mempengaruhi jalan cerita yang nggak bertele-tele.
So far, Korea saat ini mengungguli Jepang dari sektor sana-sini, sampe ke persoalan industri hiburan seperti ini. Padahal, dulu Jepang yang menjajah Korea, tapi mereka berhasil bangkit sekuat-kuatnya dan membuktikan diri.
Indonesia, kapan mau berbenah