[Review Buku] One World Schoolhouse
The One World Schoolhouse; pendidikan kelas dunia untuk siapapun dan di mana pun.
Penulis : Salman KhanPenerbit : Noura Books, September 2013
Manusia belajar dengan tempo yang berbeda-beda. Sebagian cepat, sebagaian harus bekerja keras. Yang cepat tidak selalu lebih pintar, yang lambat tidak selalu lebih bodoh. Menangkap dengan cepat tidak sama dengan memahami secara komprehensif. Kecepatan adalah gaya, yang belajarnya lebih ambat bisa saja lebih banyak tahu karena dia lebih banyak membaca atau lebih lama mencernanya.
- Salman Khan
Buku pertama yang selesai saya baca di awal tahun 2018 ini. Lumayan, sebulan :p
The One World Schoolhouse isinya menceritakan gagasan-gagasan kecil Salman Khan tentang pendidikan yang pada akhirnya menjadi sesuatu yang besar dalam terobosan sistem belajar-mengajar melalui Khan Academy , situs belajar online gratis yang bisa diakses siapa saja. Bill Gates bahkan menerapkan metode pembelajaran ala akademi Khan bersama anaknya dan menyebut Khan sebagai guru favorit.
Apa yang disodorkan oleh Salman Khan lewat Khan Academy, yang membuat Yayasan Gates menggelontorkan uang sebesar 1.5 juta dollar? Apa yang menyebabkan Ann Doerr, seorang istri venture capitalist, John Doerr, bersedia memberikan cek untuk biaya hidup selama Khan konsentrasi mengurus programnya setelah resign dari pekerjaannya di perusahaan hedge fund?
Awalnya, Sal, panggilan dari Salman Khan, merasa gagasan mengenai merekam video-video pembelajarannya lewat Youtube itu konyol. Kurikulum se-serius itu, lewat Youtube? yang benar saja, katanya.
Tetapi setelah mengunggah 3000 video kemudian, dan melihat hasilnya. Sal menyadari seandainya ia sendiri yang pertama kali memikirkan hal ini.
Menurut Sal, ketika kita berbicara tentang pendidikan, teknologi bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sesuatu yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan digunakan secara bijak dan penuh kepekaan. Pelajaran berbasis komputer sebenarnya memungkinkan guru untuk lebih banyak mengajar dan ruang kelas dapat menjadi workshop ketika siswa saling membantu, bukan sekadar duduk pasif mendengarkan ceramah guru.
Analogi pendidikan saat ini bagaikan keju swiss, tampak solid tapi memiliki lubang di sana sini. Banyak siswa yang punya bakat dan potensi tetapi tidak berhasil di sekolah, sebagaimana sepupu Sal, Nadia, yang mengeluh karena nilai-nilai di sekolahnya tidak bagus. Dalam proses membantu Nadia dalam belajar inilah, Sal menapaki langkah-langkah terbentuknya Khan Academy. Bergerak perlahan mulai dengan media sederhana seperti coret-coret di tablet, kemudian video-video yang diunggah melalui Youtube.
Ada beberapa hal menarik yang saya beri huruf tebal di buku ini, yaitu konsep belajar langsung dan individual. Saya betul-betul menyelami kata-kata yang saya kutip di awal paragraf atas, bahwa kecepatan belajar tiap orang berbeda-beda. Dengan cara belajar ala Khan, setiap orang bisa set the standard-nya sendiri-sendiri, tidak dibatasi periode waktu tertentu seperti di kelas tradisional. Pengajaran secara langsung dapat dilakukan berkat perkembangan teknologi hingga siapa saja bisa mengaksesnya di mana saja, tidak peduli apakah Anda berada di belahan bagian bumi yang berbeda, tidak ada sekat-sekat yang menyebabkan ketidakmerataan pendidikan.
Konsep lain yang dikemukakan Salman Khan, adalah belajar tuntas (mastery learning). Pada konsep ini, siswa memiliki pemahaman komprehensif seputar konsep tertetu sebelum lanjut ke konsep lanjut yang lebih tinggi. Siswa diperkenankan mengambil waktu sebanyak mungkin sesuai yang dibutuhkan dirinya sendiri dalam memahami sesuatu. Jadi, belajarnya tidak dibatasi waktu, melainkan berdasarkan tingkatan target pemahaman dan pencapaian tertentu.
Tentu akan lebih menarik jika kelas diberlakukan terbalik, bukan? Siswa dapat mendapat materi terlebih dahulu di rumah, baru mendiskusikannya di kelas secara interaktif ketimbang cara tradisional yang ceramah dulu, baru dapat tugas di rumah.
Pembaharuan metode pendidikan inilah yang diusung melalui Khan Academy. Sekarang, Khan Academy telah diakses oleh jutaan siswa di seluruh dunia. Tidak hanya secara online, tapi juga diterapkan di kelas-kelas nyata. Bahkan termasuk dalam 5 terbaik platform belajar yang mengubah dunia versi Google. Bill Gates pun menggunakan metode ini untuk membersamai anak-anaknya.
Buku ini, menurut saya, mindblowing banget. Salman Khan begitu visioner melihat masa depan metode pendidikan yang cocok sesuai zaman. Dari segi terjemahan, bahasanya ringan dan mudah dipahami. Setiap babnya pendek-pendek dengan ukuran font dan spasi yang ramah di mata, bikin tidak ngantuk dan ingin terus membuka lembar per lembarnya.
Saya dapat buku bagus kaya begini di Big Bad Wolf Books tahun kemarin, seharga 20rb saja.