Bayi Kena Cacar Air
Pas liburan akhir tahun di Malang kemarin, Arraf positif kena cacar air. Duh, penyakitnya klasik banget ya khas anak-anak..kenanya di 12m lagi, pas umurnya harus divaksin varicella. Salahkan emak yang nunda-nunda imunisasi, keburu kecolongan deh...
Sumpah masih ngerasa bersalah
Tertularnya dari mana nggak tahu pasti, yang jelas selama liburan anak saya jarang keluar rumah, paling jalan-jalan sore sambil jemput ayahnya ke depan komplek. Terus wikennya kita ke kebun binatang, pegang-pegang unta, pegang-pegang ular, pegang kura-kura, tapi kayanya cacar nggak menular dari hewan sih ya.
Belakangan baru ketahuan kalo rumah ketiga di samping rumah kita, anaknya habis kena cacar...emang sih waktu jalan sore pernah berhenti di depan rumah itu buat liat burung, soalnya di halamannya miara banyak burung. Si anak itu juga keluar rumah main-main sama anak lain. Tapi stage cacar mana si anak itu, gak tahu juga..ya sudahlah.
Begitu lihat satu bintik kecil berisi air (blister) di pundak Arraf, entah kenapa langsung curiga itu cacar... ya pertama karena tau banget blisternya cacar kaya gimana, kedua karena Arraf belum vaksin.
Gak berapa lama liat lagi di perutnya ada dua, terus di punggungnya empat, tapi setelah dimandiin sempet kempes lagi. Badannya juga anget, walopun gak sampe demam 38 DC terus sering kebangun saat tidur, tiba-tiba teriak nangis gak jelas. Waktu itu juga Arraf lagi agak susah makan, cuma mau buah, yoghurt, yang seger-seger.
Langsung browse ke Kidshealth dan Mayo Clinic tentang cacar air pada bayi, dapat info bahwa cacar air disebabkan virus varicella zoster dan penularannya melalui kontak langsung dengan penderita atau droplets batuk/bersin yang tersebar melalui udara
The signs and symptoms of chickenpox are:
A red, itchy rash, initially resembling insect bites, on your face, scalp, chest and back
Small, liquid-filled blisters that break open and crust over
Fever
Abdominal pain or loss of appetite
Mild headache
General feeling of unease and discomfort (malaise) or irritability
A dry cough
Headache
Ha! Cocoklah semua gejalanya apalagi pas liat contoh foto lesi di CDC ini sudah tidak diragukan lagi. Malemnya ngecek ke DSA dan positif, yah walaupun cacar air ini common disease pada bayi dan anak, dan gak berbahaya, tapi tetep aja kan..bikin mules ortunya.
Dokter anak yang kita temui ini lalu meresepkan antivirus dan antibakteri yang dicampur dalam bentuk puyer. Saya nggak pernah melakukan ini, tapi seawam-awamnya, saya ngerti bedanya virus sama bakteri, lalu saya minta keduanya dipisah aja.
Si dokter nampak kurang suka dan agak cemberut, "nanti obatnya jadi banyak, bu?" saya bilang, "kalo memang harus begitu ya nggak apa-apa, dipisah aja, dok". Si dokter setuju, total ada 4 jenis obat : antivirus, antibakteri, salep acyclovir, dan vitamin B12. Sayangnya, begitu nyampe rumah baru sadar nggak ada keterangan yang mana antivirus yang mana antibakteri di kemasannya.
Blas, dua-duanya saya nggak minumkan...penyakit yang jelas penyebabnya virus diobati antibakteri padahal nggak ada komplikasi? hm, overtreatment yes.
Jadi, sesuai tata laksana untuk cacar air, yang saya lakukan untuk penanganan cacar air pada bayi seperti ini:
- setiap pagi tetap dimandikan seperti biasa, pake air suam-suam kuku
- setiap pagi tetap dimandikan seperti biasa, pake air suam-suam kuku
- jaga badannya supaya nggak kepanasan karena akan menimbulkan gatal semakin parah
- tiap keringetan diganti bajunya sama yang pendek-pendek
- kasih makanan seger-seger, belum mau makan banyak gapapa deh, hajar ASI aja.
Obat cacar air yang dipake:
- salep, dioles ke blister 4-5x sehari selama 3 minggu habis sekitar 3 tube @5g. Kalo mulai garuk-garuk saya kasih bedak Caladine/MC liquid talc. Ada pendapat pemakaian acyclovir ini gak diperlukan, tapi kalo pas Arraf garuk-garuk jadi ikutan gatel juga kalo dibiarin gak pake apa-apa.
- paracetamol, baru dikasih kalo pas badannya anget banget, kalo sumeng aja masih dibiarkan..
Blister akan semakin banyak dalam 4 hari, namun memang harus keluar supaya tidak ngendap di dalam. Pada perkembangannya, blister cacar air ini akan tumbuh dalam 3 fase :
- Raised pink or red bumps (papules), which break out in different spots over several days
- Fluid-filled blisters (vesicles), forming from the raised bumps over about one day before breaking and leaking
- Crusts and scabs, which cover the broken blisters and take several more days to heal
Saat-saat inilah Arraf juga harus diisolasi dari lingkungan luar. Cacar sangat menular pada 5 hari setelah lesi terakhir muncul. Tapi pas hari ketiga itu terpaksa kita mesti pulang ke Bandung lewat jalan darat, total 24 jam kita di luar rumah, kasihan banget dibawa turun naek bis karena ternyata kita kehabisan tiket bis direct ke Bandung jadinya ngecer lewat Cirebon dulu.
Alhamdulillah selama di perjalanan Arraf banyak tidur sama nenen, crankynya cuma sekali-sekali, gak parah.
Hari ke 4, blisternya makin banyak dan beberapa yang tumbuh duluan udah mulai pada pecah sendiri, sebagian lagi karena digaruk ganas ama si bocah, malemnya bener-bener horror karena dia nangis jejeritan pilu, gak mau disusuin pula. Mungkin lagi gatel-gatelnya, mungkin nggak nyaman, sakit kepala atau sakit tenggorokan. Kasian banget liatnya..
Besok paginya, dicobain mandi pake uncooked oatmeal. Hihi, sounds silly ya.. jadi, setelah baca-baca tuh dapet ini:
Oatmeal contains compounds known as avenanthramides, which are polyphenols that appear to reduce skin inflammation. Enough research supports oatmeal's effectiveness that the U.S. Food and Drug Administration classifies colloidal oatmeal as a skin protectant.
Caranya, kurang lebih 1 cup oatmeal diblender sampe halus menyerupai tepung (saya pake Quacker Oat instant). Setelah itu dimasukkan ke tub yang udah berisi air mandi lalu dikucek sampai larut semuanya. Disarankan air dingin, tapi saya nggak tega jadi make air yang cukup hangat aja. Habis itu berendam seperti biasa selama kurang lebih 15-20 menit. Handukin yang cacar juga jangan digosok, tapi cukup ditepuk-tepuk saja sampe badannya kering.
Oh ya, mitos orang dulu benarkah cacar air nggak boleh dimandikan? Padahal mandi itu membantu badannya supaya tetap bersih dan higienis. Dengan mandi, kuman yang ada bisa ikut terbilas dengan air jadi menghindarkan komplikasi dengan bakteri. Itulah kenapa waktu awal-awal, habis mandi blisternya malah jadi kempes. Syukurlah, nggak ikutin saran nenek-neneknya, hehe...walaupun sehari pernah nggak mandi tapi tetep diseka sebadan-badan.
Cacar air pada bayi biasanya berlangsung 1-3 minggu total sampai pembersihan. Saat ini Arraf lagi tahapnya regenerasi kulit yang asalnya berkawah-kawah bekas lesi jadi normal kembali. Udah lewat masa kritis dan udah gak menular lagi.
Ya masih untung sih kenanya pas bayi, jadi relatif lebih cepat sembuh dan gak berbekas. Kalo kaya emaknya kena pas SD, akibatnya banyak tanda cinta yang tertinggal deh -___-"
Setelah recovery cacar air, Arraf diserang lagi sama roseola (human herpesvirus 6). Tata laksananya sama, pastikan dia nyaman aja. Roseola nggak lama, hanya 3-4 hari sudah sembuh. Be strong ya, nak!
arraf,,,udah baikkan ya sekarang?? duh jadi ikut dag-dig-dug was-was ini..sebenernya bukan was-was cacar nya..tapiii...tentang treatment nya yang ya mitos itu, harus kuat-kuatan argumen sama "mereka"
oiyah.. cacar ini menurun ga sih sbnrmya? soalnya kata si mamah, aku blm pnh cacar.. agak ga percaya tapi dia yakin bgt aq blm cacar, kalo si adik iya..
jadinya, apakah anakku nanti cacar apa enggak?
sampe org lain ga yakin klo gw blm cacar -_-"
cacar itu penyebabnya virus, jadi enggak genetis.
Liffa ya bisa cacar bisa enggak, hanya bisa diantisipasi sama vaksinasi varicella jadi kalopun sudah vaksin tetep kena, gak akan separah yang belum diimunisasi :)
owwww...tidaaak... sayahpun blom imun varicella Raisya *ngumpet dibalik badan sendiri :D*
aku doong kena cacar pas udah kuliaaah... sesuatu banget deh pokoknya peninggalannya... say no to bikini dah ... :P
uwoo...gapapa Rey, yang penting si abi tetap bilang 'your body is wonderland' haha apa sih, geleuh ah ;p
ati-ati Nok Chacha, skrg anginnya lagi kenceng bisa jadi carrier virus